Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Jayabaya dan Isi Ramalannya

Kompas.com - 24/09/2023, 16:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

20. Lali kabecikan: Ramalan ini diartikan akan adanya hilangnya rasa hormat terhadap kearifan tradisional dan nilai-nilai budaya.

21. Maksud narik galih: Ramalan ini diartikan pada niat untuk mengambil keuntungan pribadi tanpa memperhatikan konsekuensi sosial atau lingkungan.

22. Akeh kang neng jaman Jayabaya ora keket: Jayabaya meramal kurangnya pemimpin yang bijak dan mampu memimpin dengan baik.

23. Wong wedi dadi priyayi: Jayabaya meramal akan ada banyak orang yang cenderung menghindari menjadi priyayi (pegawai pemerintah atau golongan atas) karena takut akan tanggung jawab dan tekanan yang mungkin timbul dari peran tersebut.

24. Wong Jawa kari separo: Jayabaya meramal akan adanya kondisi sosial atau ekonomi yang sulit dihadapi oleh sebagian orang Jawa.

25. Landa-Cina kari sejodho: Jayabaya meramalkan bahwa Orang Belanda dan Cina akan menjalin hubungan yang sangat erat atau berkolaborasi satu sama lain. Ini bisa mengacu pada hubungan yang kuat atau dominasi tertentu pada suatu bidang atau wilayah.

Baca juga: Jayabaya, Raja Kediri yang Terkenal akan Ramalannya

Bait terakhir dalam ramalan Jayabaya, yaitu:

nglurug tanpa bala\ yen menang tan ngasorake liyan\ para kawula padha suka-suka\ marga adiling pangeran wus teka\ ratune nyembah kawula\ angagem trisula wedha\ para pandhita hiya padha muja\ hiya iku momongane kaki Sabdopalon\ sing wis adu wirang nanging kondhang\ genaha kacetha kanthi njingglang\ nora ana wong ngresula kurang\ hiya iku tandane kalabendu wis minger\ centi wektu jejering kalamukti\ andayani indering jagad raya\ padha asung bhekti\

Dalam kumpulan bait terakhir Ramalan Jayabaya, yang mencakup bait 140 hingga 173, digambarkan serangkaian peristiwa dan situasi yang potensial di masa depan yang dapat menggambarkan kondisi masyarakat dan perubahan sosial yang signifikan.

Bait-bait ini mengeksplorasi berbagai tema, termasuk ketakutan akan ketidakpastian, perubahan sosial, dan perubahan nilai-nilai tradisional dalam masyarakat Jawa.

Lebih lanjut, bait-bait ini mencerminkan perubahan yang tak terhindarkan dalam masyarakat yang dapat memunculkan masa sulit di mana banyak orang mungkin akan mengalami penderitaan dan ketidakadilan.

Di tengah ketidakpastian ini, pesan-pesan mendasar tentang kesetiaan, moralitas, dan integritas diulang-ulang sebagai pedoman yang harus dipegang teguh.

Simbol trisula wedha digunakan untuk menggambarkan kekuatan spiritual dan kebijaksanaan yang diharapkan dapat membimbing manusia melewati tantangan-tantangan ini.

Referensi:

  • Any, A. (1979). Rahasia Ramalan Jayabaya. Ranggawarsita, & Sabdapalon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com