Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sdok Kok Thom, Kuil Hindu di Thailand

Kompas.com - 24/09/2023, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sdok Kok Thom adalah sebuah candi atau kuil Hindu yang terletak di perbatasan Thailand.

Lebih tepatnya, Sdok Kok Thom berada di Distrik Khok Sung, Provinsi Sa Kaeo, Thailand Timur.

Kuil ini dibangun dari batu pasir merah dan laterit yang didedikasikan sebagai tempat suci untuk memuja Dewa Siwa.

Baca juga: Waprakeswara, Pemujaan Terhadap Dewa Siwa

Kapan Sdok Kok Thom dibangun?

Sdok Kok Thom dibangun pada abad ke-11 M, tepatnya pada masa pemerintahan Raja Udayadityavarman II, pemimpin Kerajaan Angkor sejak 1050 hingga 1066 M.

Dibangun oleh keluarga pendeta terkemuka, Kuil Sdok Kok Thom disebut sebagai salah satu kuil paling terkenal karena menjadi tempat ditemukannya berbagai prasasti yang menceritakan tentang urutan-urutan raja Kerajaan Khmer sebelumnya.

Salah satunya adalah Prasasti Khmer.

Sebab, prasasti-prasasti itu kini sudah menjadi bagian koleksi Museum Nasional di Bangkok.

Mengenai asal-usul nama kuil ini, para ahli memiliki perbedaan pendapat.

Ada yang menyebutkan nama Sdok Kok Thom berasal dari bahasa Khmer Kuno yang mengacu pada latar kuil.

Namun, disebutkan pula bahwa Sdok Kok Thom berarti danau alang-alang besar, waduk besar dengan bangau, dan alang-alang yang melimpah di rawa besar.

Baca juga: Prasasti Ligor, Peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Thailand

Arsitektur

Desain dari arsitektur kuil ini sering dikaitkan dengan kerajaan besar Khmer yang memerintah selama 700 tahun.

Di tengah candi itu ada sebuah menara batu pasir yang berfungsi sebagai tempat suci utama.

Di sekitaran candi terdapat banyak ukiran, termasuk hiasan bunga, gambar ular naga, dan sosok yang tampak seperti Dewa Wisnu yang sedang berbaring.

Dibangun dari batu pasir merah dan laterit, Sdok Kok Thom telah menjadi contoh utama pusat peribadatan pada masa keemasan Kerajaan Khmer.

Pada masa pemerintahan Raja Udayadityawarman II, kuil ini dirawat oleh para brahmana dan sejumlah penduduk desa di sekitarnya.

Baca juga: Kisah Thailand, Gajah Perang Langganan Menang Piala AFF

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Kenapa Inggris Disebut The Black Country?

Kenapa Inggris Disebut The Black Country?

Stori
Patronase Ilmu dan Seni

Patronase Ilmu dan Seni

Stori
Sejarah Hari Antikorupsi Sedunia

Sejarah Hari Antikorupsi Sedunia

Stori
7 Peninggalan Zaman Megalitikum dan Fungsinya

7 Peninggalan Zaman Megalitikum dan Fungsinya

Stori
Apa Isi Politik Etis?

Apa Isi Politik Etis?

Stori
Pembabakan Zaman Batu

Pembabakan Zaman Batu

Stori
Mengapa Sarekat Islam Dibubarkan?

Mengapa Sarekat Islam Dibubarkan?

Stori
Jukung, Perahu Tradisional Masyarakat Banjar

Jukung, Perahu Tradisional Masyarakat Banjar

Stori
Pendapat H Kern Mengenai Asal-usul Bangsa Indonesia

Pendapat H Kern Mengenai Asal-usul Bangsa Indonesia

Stori
Sejarah Candi Pringtali yang Berbentuk Seperti Tugu

Sejarah Candi Pringtali yang Berbentuk Seperti Tugu

Stori
Siapa Itu Abel Tasman?

Siapa Itu Abel Tasman?

Stori
Penyebab Berakhirnya Demokrasi Liberal

Penyebab Berakhirnya Demokrasi Liberal

Stori
Candi Tebing Tegallinggah, Pertapaan yang Belum Selesai Dibangun

Candi Tebing Tegallinggah, Pertapaan yang Belum Selesai Dibangun

Stori
Menilik Kawasan Elite di Hindia Belanda pada Masa Kolonial

Menilik Kawasan Elite di Hindia Belanda pada Masa Kolonial

Stori
Sejarah Candi Tebing Kerobokan di Bali

Sejarah Candi Tebing Kerobokan di Bali

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com