Mereka umumnya mendirikan loji di dekat benteng dan banyak beraktivitas di pelabuhan tempat kapal-kapal biasa berlabuh.
Pada masa Sultan Hasanuddin (1653-1669), fungsi Benteng Somba Opu masih sebagai benteng induk, pusat perniagaan tempat berlabuhnya kapal, dan pusat pemerintahan.
Kemajuan yang dicapai Makassar dianggap sebagai ancaman bagi VOC, yang gencar-gencarnya menegakkan monopoli rempah-rempah di Nusantara.
VOC akhirnya dapat mengalahkan Sultan Hasanuddin pada tahun 1669, yang berdampak pada penghancuran Benteng Somba Opu.
Baca juga: Sejarah Benteng Bukit Tajadi, Bekas Pertahanan Kaum Padri
Setelah dihancurkan VOC, Benteng Somba Opu pernah terendam oleh ombak pasang, yang membuat bangunannya semakin rusak.
Benteng ini baru ditemukan kembali pada tahun 1980-an.
Pada tahun 1990, pemerintah melakukan pemugaran untuk menyelamatkan bangunan bersejarah ini.
Kini, Benteng Somba Opu telah direkonstruksi kembali dan dijadikan sebagai objek wisata bersejarah.
Selain reruntuhan benteng, di dalam kawasan Benteng Somba Opu terdapat banyak cagar budaya berupa rumah-rumah adat dan museum.
Rumah adat yang ada di Benteng Somba Opu adalah rumah adat berbagai suku di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.