Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Singkat Ejaan Van Ophuijsen

Kompas.com - 20/09/2023, 08:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam sejarahnya, ejaan bahasa Indonesia telah mengalami berbagai perkembangan.

Salah satu ejaan awal yang digunakan adalah ejaan Van Ophuijsen.

Ejaan Van Ophuijsen digunakan sejak zaman kolonialisme Belanda hingga 46 tahun setelahnya.

Bagaimana sejarah singkat ejaan Van Ophuijsen?

Baca juga: Sejarah Singkat Lahirnya Bahasa Indonesia

Sejarah Ejaan Van Ophuijsen

Ejaan Van Ophuijsen atau Ejaan Lama adalah jenis ejaan yang pernah digunakan pada zaman Kolonialisme Belanda.

Ejaan ini umumnya digunakan untuk menuliskan kata-kata bahasa Indonesia menurut model yang dipahami oleh orang-orang Belanda, yakni menggunakan alfabet Latin dan bunyi yang mirip dengan cara penuturan Belanda.

Sejarah lahirnya ejaan Van Ophuijsen berawal ketika marak penggunaan aksara latin di berbagai sekolah Melayu.

Namun, penggunaan aksara latin pada masa itu belum distandarisasikan.

Oleh sebab itu, pada 1896, Van Ophuijsen, seorang ahli bahasa dari Belanda diperintahkan untuk merancang suatu ejaan yang dapat digunakan dalam bahasa Melayu.

Van Ophuijsen dibantu oleh dua pakar bahasa dari Melayu, yaitu Nawawi Soetan Makmoer dan Moh. Taib Sultan Ibrahim dalam merancang ejaan tersebut.

Jika penyusunan ejaan tidak segera dilakukan, dikhawatirkan sekolah-sekolah Melayu akan menyusun dengan cara tidak terpimpin sehingga memunculkan kekacauan dalam penggunaan ejaan tersebut.

Dengan menggabungkan ejaan Latin dan ejaan Belanda, Van Ophuijsen bersama kedua rekannya berhasil menghasilkan sebuah ejaan baru yang lebih lazim, diberi nama Ejaan Van Ophuijsen.

Ejaan Van Ophuijsen diresmikan oleh pemerintah Belanda pada 1901 dan digunakan selama 46 tahun.

Setelah menyelesaikan tugas utamanya, Van Ophuijsen menerbitkan Kitab Logat Melajoe dan Maleische Spraakkunst pada 1910.

Buku ini kemudian diterjemahkan oleh T.W. Kamil dengan judul Tata Bahasa Melayu dan menjadi panduan bagi pemakai bahasa Melayu di Indonesia.

Baca juga: Sutan Takdir Alisjahbana, Ahli Tata Bahasa Indonesia

Ciri-ciri ejaan Van Ophuijsen

Berikut ini ciri-ciri ejaan Van Ophuijsen, yaitu:

  • Penggunaan huruf J untuk bunyi konsonan hampiran langit-langit, seperti jang (yang) dan saja (saya)
  • Penggunaan huruf tj untuk bunyi konsonan gesek pascarongga-gigi nirsuar, seperti patjar (pacar) dan tjara (cara)
  • Penggunaan huruf dj untuk bunyi konsonan gesek pasca rongga-gigi bersuara, seperti Djakarta (Jakarta) dan Radja (Raja)
  • Penggunaan huruf oe untuk vokal u, seperti oemoem (umum) dan sempoerna (sempurna)
  • Penggunaan tanda diakritik meliputi tanda koma (,), ain (‘), dan trema (“), seperti ra’yat (rakyat) dan bapa’ (bapak)

 

Referensi:

  • Saputra, Nanda. Nurul Aida Fitri. (2020). Teori dan Aplikasi Bahasa Indonesia. Surakarta: CV Kekata Group.
  • Fitriantiwi, Widya. Lydea. dkk. (2020). Esai Penerapan Ejaan Bahasa Indonesia. Bogor: Guepedia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com