Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benteng Putri Hijau, Peninggalan Kerajaan Aru yang Pernah Dirusak

Kompas.com - 03/09/2023, 12:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Benteng Putri Hijau terletak di Desa Deli Tua, Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Situs benteng ini mencakup area yang luas, tidak kurang dari 1.500 x 400 meter.

Hasil penelitian arkeologis menunjukkan bahwa situs Benteng Putri Hijau telah digunakan sejak abad ke-8 hingga abad ke-17.

Situs ini disebut sebagai pusat kota Kerajaan Aru, yang berdiri dari abad ke-13 hingga abad ke-16.

Meski keberadaannya sangat penting untuk menggali sejarah Kerajaan Aru, Benteng Putri Hijau ternyata pernah dirusak secara sengaja.

Baca juga: Sejarah Benteng Bukit Cening Peninggalan Kesultanan Lingga

Sejarah Benteng Putri Hijau

Benteng Putri Hijau dibangun dari tanah, mengikuti topografi yang berdekatan dengan sungai dan memanfaatkan kontur tanah.

Sisa tembok atau dinding tanah benteng ini masih tampak, begitu pula dengan parit di sebelah tenggara.

Lebar dinding tanah Benteng Putri Hijau sekitar 4-5 meter dengan tinggi bagian dalam 2 meter dan tinggi bagian luar mencapai 5 meter.

Pengamatan di situs ini sudah dilakukan oleh para ahli sejak 1996.

Di situs Benteng Putri Hijau pernah ditemukan fragmen keramik China, tembikar, uang logam dirham Aceh, dan beberapa artefak lain yang diduga sisa dari aktivitas pada masa lalu.

Baca juga: Sejarah Benteng Parit Batu di Sumatera Barat

Penelitian yang dilakukan pada 2009 menghasilkan dugaan bahwa benteng ini dibangun antara abad ke-13 hingga abad ke-17, atau pada masa Kerajaan Aru.

Dalam beberapa analisis tekstual yang dilakukan Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan (Pussis-Unimed), disebutkan bahwa Kerajaan Aru berpusat di Deli Tua.

Temuan situs Benteng Putri Hijau pun menjadi titik terang tentang keberadaan Kerajaan Aru.

Pernah dirusak

Pada 2019, Benteng Putri Hijau ditetapkan menjadi cagar budaya tingkat provinsi oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.

Sayangnya, sebagian zona inti benteng ternyata rawan terhadap perusakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com