Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekerasan Seksual Kerusuhan 1998: Korban, Pelaku, dan Upaya Pengungkapan

Kompas.com - 12/05/2023, 10:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kerusuhan Mei 1998 bukan saja gerakan intelektual dalam upaya mereformasi birokrasi Indonesia yang berada dalam genggaman Orde Baru.

Pada faktanya, gerakan yang bergulir dalam bentuk massa demonstrasi di sejumlah kota besar di Indonesia, juga menyimpan sisi gelap.

Fakta peristiwa yang paling tidak dapat dimaafkan dan dilupakan adalah kebiadaban massa kerusuhan yang melecehkan dan memerkosa perempuan secara massal.

Tak berhenti pada aksi perkosaan, pelaku juga membunuh korbannya.

Baca juga: Kerusuhan Mei 1998: Krisis Multisektor Menjelang Lengsernya Soeharto

Pola dan Identifikasi Pelaku

Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kerusuhan Mei 1998 merangkum pola pelaku kekerasan seksual dari berbagai lokasi kejadian, dan ditemui kesamaan pola tindakan.

Pelaku diyakini bergerak secara kelompok, bukan per individu. Aksi ini terjadi di berbagai kota di Indonesia pada 13, 14, 15, Mei hingga tanggal 7 Juli 1998.

Aksi kekerasan seksual di berbagai lokasi memiliki kesamaan, yaitu dilakukan secara bersamaan dengan aksi pengrusakan, penjarahan, dan pembakaran.

Menurut informasi yang dihimpun dalam laporan TGPF Kerusuhan Mei 1998, umumnya mereka melakukan tindakan kekerasan seksual di tempat lokasi penjarahan.

Baca juga: Peristiwa Mei 1998: Demonstrasi, Kriminalitas, dan Reformasi

Lokasi penjarahan pun beragam, tidak hanya di pertokoan, sebagian lagi menyasar rumah pribadi, dan kendaraan-kendaraan di jalan raya.

Pelaku kekerasan ini melakukan tindakannya tidak dengan cara sembunyi-sembunyi. Sebab ada juga laporan pemerkosaan dua perempuan yang berlangsung di jalanan.

Berdasarkan keterangan saksi dan korban, mereka tidak hanya dilecehkan secara massal, namun juga disiksa, bahkan dirusak sebagian anggota tubuhnya.

Yang lebih tragis lagi, setelah dilecehkan, ada yang kemudian dibunuh dan dibakar. Mereka yang jadi korban ada yang di bawah umur 10 tahun.

Baca juga: Dampak Tragedi Gejayan 1998

Teror dan Upaya Penghalangan Pengungkapan Fakta Peristiwa

Kasus kekerasan seksual menjadi sisi kelam Kerusuhan Mei 1998 yang paling sulit untuk diungkap fakta peristiwanya.

Kesulitan dalam mengungkap peristiwa dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya upaya teror yang diterima tim relawan, perawat korban, serta korban dan keluarga.

Misalnya ancaman keselamatan bagi relawan maupun keluarganya jika terus mengulik kasus tersebut.

Baca juga: Peristiwa Kerusuhan Mei 1998 di Medan: Kronologi dan Dampak

Para korban dan keluarga, dokter dan perawat korban, juga menerima terror serupa melalui surat kaleng ataupun dengan telepon.

Bentuk teror lainnya adalah dengan cara menggerakkan para preman, tukang pukul, kelompok bayaran, serta aparat militer.

Petikan salah satu teror yang ditujukan kepada tim relawan berbunyi, “Apa granat masih kurang? Saya tahu anak-anak kamu sekolah di mana, seragamnya apa, jam berapa berangkat dan pulang sekolah...,”.

Baca juga: Kerusuhan Mei 1998 di Jakarta: Kronologi dan Dampak

Korban dan Dampak

Korban dari tindakan kekerasan seksual mencapai angka ratusan. Menurut laporan TGPF, jumlah korban yang telah melapor hingga 7 Juli 1998 sebanyak 152 orang, 16 berasal dari  Solo, Medan, Palembang, dan Surabaya.

Mayoritas korban adalah perempuan keturunan Tionghoa.

Usia korban sangat beragam, mulai dari gadis sekolahan hingga ibu rumah tangga umur 50 tahunan.

Tindakan yang paling biadab adalah anak kecil berusia 9 tahun yang diperkosa secara massal hingga alat kelaminnya rusak. Anak malang itu kemudian meninggal di rumah sakit di Singapura.

Detail korban dapat diamati dalam tabel di bawah ini:

Temuan Gabungan Tim Pencari Fakta Peristiwa Kerusuhan Laporan TGPF Kerusuhan Mei 1998. Temuan Gabungan Tim Pencari Fakta Peristiwa Kerusuhan

Penyebab kematian para korban dalam table itu beragam, mulai dari ikut terbakar bersama rukonya, sengaja dianiaya, hingga sengaja dibakar oleh pelaku.

Baca juga: Kerusuhan Mei 1998 di Solo: Kronologi dan Dampaknya

Referensi:

  • Tim Relawan Untuk Kemanusiaan. (1999). Seri Dokumen Kunci: Temuan Gabungan Tim Pencari Fakta Peristiwa Kerusuhan Mei 1998. Jakarta: Komnas Perempuan.
  • Laporan Tiga Tahun Pertama Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan 1998 – 2001 (Oktober 2001).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com