Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjarahan dan Pembakaran Kerusuhan Mei 1998: Lokasi dan Pelakunya

Kompas.com - 13/05/2023, 09:15 WIB
Susanto Jumaidi,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kerusuhan Mei 1998 bukan saja gerakan intelektual dalam upaya mereformasi birokrasi Indonesia yang berada dalam genggaman Orde Baru.

Pada faktanya, gerakan yang bergulir dalam bentuk demonstrasi di sejumlah kota besar di Indonesia, juga menyimpan sisi kriminalitas dalam kelangsungannya.

Aksi kriminal yang muncul dalam gelombang massa aksi menyasar sejumlah objek vital, mulai dari fasilitas publik, perkantoran, pertokoan, dan lain sebagainya.

Secara umum, aksi kriminal dalam kerusuhan Mei 1998 dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu kriminalitas terhadap obyek benda mati dan kriminalitas terhadap jiwa.

Tulisan ini akan mengulas catatan-catatan hitam kriminalitas terhadap objek benda mati dalam bentuk aksi penjarahan, pengrusakan, hingga pembakaran.

Baca juga: Kerusuhan Mei 1998: Krisis Multisektor Menjelang Lengsernya Soeharto

Identifikasi Pelaku Kerusuhan

Menurut laporan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kerusuhan Mei 1998, pelaku kerusuhan terbagi dalam tiga kelompok.

Pertama, yaitu kelompok provokator, mereka adalah orang yang memimpin aksi keributan mulai dari perusakan, kemudian memancing penjarahan, yang ditutup dengan pembakaran.

Mereka adalah orang pendatang yang tergabung dalam kelompok kecil yang berjumlah belasan orang, namun telah terlatih dalam aksinya.

Aksi yang dilakukan oleh kelompok ini memang sangat terorganisir dan tersistematis yang ditandai dengan alat-alat bantu pengrusakan yang telah disiapkan.

Di antara alat bantunya adalah alat komunikasi berupa HT/HP, kendaraan motor/mobil/jeep, membawa linggis, bom molotov, cairan pembakar, dan lain-lainnya.

Baca juga: Peristiwa Mei 1998: Demonstrasi, Kriminalitas, dan Reformasi

Sulit untuk memastikan latar belakang kelompok ini, namun dalam beberapa fakta yang didapat, adanya keterlibatan organisasi kepemudaan dan organisasi lainnya.

Di Medan, ditemukan fakta keterlibatan organisasi Pemuda Pancasila. Selanjutnya ada pula keterlibatan aparat keamanan seperti di Jakarta, Solo, dan Medan.

Kedua, yaitu masa aktif, mereka terdiri dari ratusan massa pasif pendatang, adalah orang yang terpancing dari aksi kelompok provokasi yang kemudian menjadi agresif.

Mereka kemudian turut dalam aksi pengrusakan, kelompok paling banyak melakukan penjarahan di berbagai lokasi perbelanjaan, terlibat dalam aksi pembakaran.

Ketiga adalah massa pasif. Mereka adalah penduduk lokal yang menonton kerusuhan, namun sebagian juga turut menjarah dan merusak, sebagian lagi adalah korban kebakaran.

Baca juga: Dampak Tragedi Gejayan 1998

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com