KOMPAS.com – Kerusuhan Mei 1998 di Jakarta merupakan peristiwa yang amat luas dan paling berdampak secara sosial dan politik.
Peristiwa penembakan empat mahasiswa Trisakti dalam aksi demonstrasi tanggal 12 Mei 1998 menjadi pemicu puncak pecahnya kerusuhan di berbagai kota lain di Indonesia.
Baca juga: Kerusuhan Mei 1998: Krisis Multisektor Menjelang Lengsernya Soeharto
Demonstrasi di Jakarta terjadi setelah pecahnya kerusuhan di Sumatera Utara pada akhir April hingga awal Mei 1998.
Namun, perlu digarisbawahi, terdapat dua golongan massa yang terlibat dalam kerusuhan Mei 1998 di Jakarta, yakni gerakan murni intelektual dan aksi kriminalitas.
Sebab, kerusuhan di Jakarta merupakan aksi demonstrasi yang berbaur dengan tindakan kriminal yang didalangi oleh orang-orang tertentu.
Berikut ini kronologi kerusuhan Mei 1988 di Jakarta:
Baca juga: Peristiwa Mei 1998: Demonstrasi, Kriminalitas, dan Reformasi
12 Mei 1998
Kerusuhan di Medan memancing munculnya unjuk rasa mahasiswa Trisakti pada 12 Mei 1998.
Aksi yang mulanya berlangsung damai di dalam kampus, kemudian tak terkendali setelah demonstran terlibat bentrok dengan aparat keamanan.
Empat mahasiswa Trisakti menjadi korban penembakan dalam bentrok ini.
Kabar meninggalnya empat mahasiswa Trisakti karena penembakan aparat, kemudian melahirkan gerakan serentak di berbagai wilayah lain di Indonesia.
Baca juga: Apa Itu Reformasi dalam Sejarah Indonesia?
13 Mei 1998
Di Jakarta, pada esok harinya, tanggal 13 Mei 1998, mahasiswa Trisakti melakukan kembali demonstrasi sebagai bentuk protes atas tindakan represif aparat.
Aksi itu berujung ricuh di depan kampus Trisakti di Jakarta Barat, yang diwarnai dengan pembakaran pom bensin dan pengrusakan pos polisi di terminal Grogol.
Massa yang pada mulanya hanya berjumlah ratusan, kian bertambah banyak setelah datangnya berbagai kelompok turut bergabung dalam gerakan mahasiswa Trisakti.