Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusuhan Mei 1998 di Solo: Kronologi dan Dampaknya

Kompas.com - 08/05/2023, 19:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kota Solo menjadi salah satu lokasi terjadinya kerusuhan-kerusuhan besar yang berlangsung selama tragedi Mei 1998.

Terjadinya kerusuhan di Solo menjadi salah satu rentetan aksi massa dalam menuntut mundurnya Soeharto dari jabatannya sebagai presiden Indonesia.

Selain itu, besarnya gelombang demonstrasi di Surakarta juga dipengaruhi oleh kegeraman mahasiswa terhadap aksi represif aparat dalam tragedi Moses Gatotkaca (Gejayan) dan Trisakti.

Baca juga: Kerusuhan Mei 1998: Krisis Multisektor Menjelang Lengsernya Soeharto

Kronologi demonstrasi di Solo

14 Mei 1998

Gelombang demonstrasi di Surakarta berlangsung pada 14 Mei 1998 yang dimotori oleh mahasiswa gabungan dari berbagai kampus.

Awalnya ribuan mahasiswa dari kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta melakukan aksi solidaritas atas korban dalam peristiwa Trisakti dan Gejayan.

Pada pukul 09.30 WIB, mahasiswa yang terdiri dari berbagai perguruan tinggi berkumpul di Kampus Pabelan.

Memasuki sekitar pukul 10.00 WIB, massa demonstrasi bergerak keluar kampus menuju ke Jalan Solo-Kartosuro.

Dalam perjalanan, massa aksi diadang aparat keamanan yang mengajak bernegosiasi dan meminta mereka kembali ke kampus masing-masing.

Baca juga: Peristiwa Mei 1998: Demonstrasi, Kriminalitas, dan Reformasi

Namun, para pengunjuk rasa tidak mau kembali dan merangsek nekat menerobos aparat keamanan.

Di pinggiran Jalan Solo-Kartasura, aparat keamanan telah lebih dulu memblokade jalan menggunakan kawat berduri di ujung jalur menuju kampus UMS.

Setelah mengadakan salat ghaib bagi korban Trisakti dan Gejayan pada pukul 11.00 WIB, mahasiswa kemudian mengadakan orasi di depan blokade aparat.

Sempat terjadi dialog antara perwakilan massa aksi dengan aparat keamanan dengan tuntutan mahasiswa yang menginginkan blokade disingkirkan. Namun, tuntutan itu ditolak aparat.

Mulailah muncul teriakan-teriakan provokator, akibatnya mahasiswa menerobos barikade pasukan dan situasi menjadi tak terkendali.

Terjadilah bentrokan saling lempar dan tembakan gas air mata. Mahasiswa yang tidak membawa alat pelindung diri berhamburan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com