Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusuhan Mei 1998 di Solo: Kronologi dan Dampaknya

Kompas.com - 08/05/2023, 19:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sampai siang hari, situasi chaos tidak kunjung surut, malah makin meluas ke berbagai wilayah lainnya di Solo.

Baca juga: Apa Itu Reformasi dalam Sejarah Indonesia?

Sebagian mahasiswa bersama dengan kelompok tambahan kaum muda, bergerak ke berbagai penjuru Kota Solo dan mulai melakukan aksi perusakan fasilitas-fasilitas publik.

Penjarahan, kekerasan, pelecehan seksual, juga dilakukan massa yang tak dapat dikenali dari latar belakang organisasinya.

Masyarakat keturunan etnis Tionghoa juga tidak luput dari amukan massa. Bahkan, aksi perusakan banyak ditujukan kepada pengusaha Tionghoa. Perempuan-perempuan keturunan Tionghoa pun menjadi korban pelecehan seksual.

Showroom  mobil, perkantoran, pusat perbelanjaan, dan bangunan apa pun yang menjadi simbol kesenjangan sosial-ekonomi, menjadi sasaran massa.

Di Surakarta bagian utara, sekitar pukul 17.00 WIB, massa aksi melakukan pembakaran Terminal Tirtonadi serta beberapa bus.

Di bagian barat, kantor Samsat, puluhan rumah, dan sejumlah fasilitas umum dirusak hingga dibakar oleh massa.

Di wilayah selatan Kota Solo, Bank Putera dibakar habis. Kerusuhan parah juga melanda Surakarta bagian timur.

Baca juga: Tujuan Gerakan Reformasi 1998

Hingga pukul 21.00 WIB, Surakarta masih dalam keadaan mencekam meskipun gejolak sudah tak seperti yang terjadi siang harinya.

15 Mei 1998

Di hari berikutnya, kerusuhan berakhir, tetapi masih terjadi penjarahan dan perusakan di berbagai tempat di Kota Solo.

Pada 15 Mei 1998, pusat pertokoan menjadi sasaran massa yang melancarkan aksi kriminalitasnya. Pembakaran alat transportasi juga masih berlangsung.

Kerusuhan pada fase kedua berlangsung hingga malam hari dan baru mulai mereda pada keesokan harinya, tanggal 16 Mei 1998.

Baca juga: Peran Mahasiswa dalam Peristiwa Reformasi 1998

Dampak

Dampak kerusuhan Mei 1998 di Kota Solo adalah rusak dan dibakarnya 27 pusat perbelanjaan, 217 toko, 287 mobil dan truk, 570 sepeda motor, 24 showroom, 12 rumah makan, enam perkantoran dan bank, dan lain-lainnya.

Korban tewas dalam tragedi ini setidaknya berjumlah 33 orang. Sebanyak 14 korban tewas terpanggang di Toserba Ratu Luwes, sisanya terbakar di Toko Sepatu Bata, Coyudan.

Bukan hanya itu, pascakerusuhan Mei, masih terjadi kasus pelecehan seksual dan pemerkosaan terhadap perempuan keturunan Tionghoa hingga 8 Juli 1998.

Setidaknya 50-70 ribu masyarakat kehilangan pekerjaan akibat perusakan dan pembakaran dalam kerusuhan Mei 1998 di Kota Solo.

Baca juga: Solusi Kerusuhan Mei 1998

Referensi:

  • Santoso, A. (2021). Dampak Kerusuhan Mei 1998 terhadap Perekonomian Masyarakat Etnis Tionghoa di Surakarta (Doctoral dissertation, STKIP PGRI PACITAN).
  • Tim Relawan Untuk Kemanusiaan. (1999). Seri Dokumen Kunci: Temuan Gabungan Tim Pencari Fakta Peristiwa Kerusuhan Mei 1998. Jakarta: Komnas Perempuan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com