Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Hari Buruh Internasional

Kompas.com - 09/03/2024, 19:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tanggal 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh, yang dikenal juga dengan sebutan May Day.

Hari Buruh Internasional dimaksudkan untuk memperingati sejarah perjuangan pekerja dalam mendapatkan hak pekerja yang adil dan layak.

Setiap tahun, momen ini dimanfaatkan untuk menyuarakan dan memperjuangkan kesejahteraan bagi buruh di seluruh dunia.

Di Indonesia, 1 Mei juga diperingati sebagai Hari Buruh dan telah ditetapkan sebagai hari libur nasional sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tepatnya pada 2013.

Berikut ini latar belakang sejarah 1 Mei ditetapkan untuk memperingati Hari Buruh Internasional.

Baca juga: Sejarah Hari Perempuan Internasional 8 Maret

Sejarah Hari Buruh Internasional

Peringatan Hari Buruh Internasional pada tanggal 1 Mei merupakan momen untuk memperingati peristiwa bersejarah pemogokan besar-besaran di Amerika Serikat pada 1 Mei 1886, yang berujung pada Tragedi Haymarket di Chicago.

Pada abad ke-19, Chicago telah menjadi pusat industri besar, di mana para buruh sudah biasa bekerja lebih dari 60 jam dalam satu minggu.

Tidak hanya jam kerja yang sangat panjang, lingkungan kerja sering kali tidak aman dan upah yang mereka terima terkadang tidak layak.

Para pekerja mulai menyadari bahwa kapitalisme hanya menguntungkan bos mereka, sedangkan ribuan laki-laki, perempuan, dan anak-anak meninggal secara sia-sia setiap tahunnya di tempat kerja karena lingkungan kerja, jam, dan upah yang tidak layak.

Kondisi itulah yang melahirkan tuntutan dari para pekerja agar mendapatkan jam kerja dan lingkungan kerja yang lebih baik.

Protes dari para buruh tidak hanya terjadi di Chicago, tetapi juga di beberapa negara bagian Amerika Serikat lainnya.

Mereka berjuang untuk mendapatkan jam kerja 8 jam sehari dan tersedianya lingkungan kerja yang manusiawi.

Baca juga: Sejarah Hari Penegakan Kedaulatan Negara 1 Maret

Pada 1880-an, gerakan buruh semakin terorganisir dan mampu mengumpulkan cukup banyak massa untuk memperjuangkan 8 jam kerja sehari. 

Dalam konvensi nasional di Chicago pada 1884, Federasi Serikat Buruh dan Perdagangan Terorganisir (yang kemudian menjadi Federasi Buruh Amerika), menyatakan bahwa mulai 1 Mei 1886, satu hari kerja tidak bisa lebih dari delapan jam.

Mereka menambahkan bahwa tuntutan itu akan diikuti dengan aksi mogok kerja dan demonstrasi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com