Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian Adolf Hitler dan Teori Konspirasi yang Menyelubunginya

Kompas.com - 30/04/2023, 12:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sikap Uni Soviet dan kebohongan Laksamana Donitz itulah yang menyebabkan munculnya beragam teori konspirasi mengenai kematian Hitler.

Sepanjang tahun 1945, banyak yang mengaku melihat Hitler masih hidup.

Ada yang mengaku melihat Hitler di Italia, Swiss, Irlandia, Argentina, Austria, hingga Indonesia.

Bahkan para petinggi pihak Sekutu mulai meragukan bahwa Hitler benar-benar sudah meninggal.

Baca juga: Beer Hall Putsch, Upaya Kudeta Adolf Hitler

Karena kegaduhan itu, Inggris memutuskan untuk membentuk tim intelijen yang khusus menyelidiki kematian Hitler.

Pada 1 November 1945, perwakilan tim intelijen Inggris menggelar konferensi pers di Berlin untuk memaparkan temuannya.

Dalam konferensi pers inilah, diungkap bahwa Hitler dan istrinya telah meninggal bunuh diri pada 30 April.

Informasi tersebut didapatkan dari beberapa bawahan Hitler yang mengetahui segala aktivitas sang diktator Jerman selama di bungker.

Setelah itu, badan intelijen Inggris dan Amerika Serikat masih terus menyelidiki kematian Hitler dengan mencari bukti-bukti serta orang-orang terdekat Hitler selama di bungker.

Terlebih, klaim-klaim yang mengaku melihat Hitler di Spanyol, Belanda, Swiss, juga belum berhenti.

Baca juga: Mengapa Hitler Kalah di Perang Dunia II?

Pada Maret 1947, laporan penyelidikan dari badan intelijen Inggris mengenai kematian Hitler diterbitkan dalam bentuk buku berjudul The Last Days of Hitler.

Meski laporan tersebut ditulis secara cermat dengan bukti-bukti bahwa Hitler telah meninggal pada 30 April dengan cara bunuh diri, teori konspirasi mengenai kematian sang diktator Jerman tetap berembus hingga kini.

Di Indonesia sendiri, pernah ada desas-desus bahwa Adolf Hitler meninggal di Garut, hingga makam di daerah Surabaya yang dipercaya sebagai pusara Hitler.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com