Setelah bertemu dengan beberapa bawahannya, Hitler dan Eva Braun bunuh diri dengan menelan kapsul sianida.
Hitler juga meracuni anjingnya, dan menembak kepalanya sendiri dengan pistol dinasnya.
Sesuai permintaan terakhirnya, jenazah Hitler dan Braun segera dikremasi di taman Kanseliri Reich, saat pasukan Soviet mulai mendekati gedung.
Pasukan Soviet kemudian mengemas dan memindahkan abu Hitler untuk mencegah para pengikutnya membuat tugu peringatan di tempat peristirahatan terakhirnya.
Delapan hari setelah kematian Hitler, atau pada 8 Mei 1945, pasukan Jerman secara resmi menyerah kepada Sekutu.
Setelah perang, Gedung Kanseliri Reich dihancurkan dan bungker persembunyian Hitler ditutup untuk mencegah pengikut Hitler berziarah atau membangun monumen peringatan.
Baca juga: Holocaust, Pembantaian Jutaan Yahudi oleh Hitler
Munculnya beragam teori konspirasi mengenai kematian Adolf Hitler tentu bukan tanpa alasan.
Melansir Britannica, Uni Soviet awalnya memberi pernyataan bahwa pihaknya tidak dapat memastikan kematian Hitler, kemudian menyebarkan desas-desus bahwa diktator Jerman itu masih hidup.
Di Jerman, kabar meninggalnya Hitler disiarkan melalui radio pada 1 Mei 1945.
Dikutip dari The Washington Post, berita kematian Hitler disiarkan oleh Laksamana Karl Donitz pada pukul 10.20 malam.
Dengan nada muram, Laksamana Donitz mengatakan bahwa Hitler telah meninggal pada 1 Mei sore hari ketika memimpin pasukannya berperang.
Siaran radio Laksamana Donitz pun dipercaya banyak orang, termasuk media luar negeri.
Baca juga: Raymond Westerling, Hitler dari Belanda
Barulah di kemudian hari terungkap bahwa Hitler telah meninggal bunuh diri pada 30 April tanpa keluar dari persembunyiannya, bukan gugur sebagai pahlawan di medan perang.
Kebohongan Laksamana Donitz, selaku bawahan Hitler, tentu dapat dimengerti.
Ia pasti memikirkan reaksi pasukan Jerman apabila mengungkap bahwa pemimpin mereka tidak meninggal secara terhormat, tetapi bunuh diri.