Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Organisasi yang Menjadi Latar Belakang Gerakan Pramuka

Kompas.com - 16/01/2023, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Setelah Jambore terlaksana, dibentuk World Organization of the Scout Movement (WOSM) atau Organisasi Gerakan Pramuka Sedunia.

Berkat kiprahnya dalam gerakan kepanduan, Baden Powell disebut sebagai Bapak Pramuka Dunia.

Baca juga: Siapa Bapak Pramuka Indonesia?

Nationale Padvinderij Organisatie (NPO)

Organisasi yang melatarbelakangi gerakan Pramuka di Indonesia adalah Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) milik Belanda yang dibentuk di Bandung pada 1912 silam.

Empat tahun kemudian, Mangkunegara VII juga membentuk organisasi kepanduan pertama yang bernama Javaansche Padvinder Organisatie (JPO).

Lahirnya JPO inilah yang memicu munculnya gerakan nasional lain sejenis, seperti Hizbul Wahton (1918), Jong Java Padvinderij (1923), dan Nationale Padvinders.

Melihat terbentuknya berbagai organisasi kepanduan lain di Indonesia, Belanda mulai melarang keberadaan organisasi kepanduan di luar kepemilikan Belanda menggunakan istilah Padvinder.

Pascakemerdekaan Indonesia tahun 1945, beberapa tokoh kepanduan berkumpul di Yogyakarta dan melaksanakan kongres pada 27-29 Desember 1945 di Surakarta, Jawa Tengah.

Kongres ini menghasilkan terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia (PRI) pada 28 Desember 1945, sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang diakui pemerintah.

Namun, ketika Belanda kembali ke Indonesia, PRI dilarang dan resmi dicabut pada 6 September 1951.

Setelah itu, muncul berbagai organisasi kepanduan lain, di antaranya Kepanduan Putera Indonesia dan Pandu Puteri indonesia.

Pada akhirnya, melalui Keppres 238/1961, Gerakan Kepanduan Indonesia menjadi Gerakan Praja Muda Karana (Pramuka).

Tanggal 14 Agustus 1961, Gerakan Pramuka resmi diperkenalkan ke rakyat Indonesia.

Bapak Pramuka Indonesia adalah Sri Sultan HB IX.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com