Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Munir, Aktivis HAM yang Diracun di Udara

Kompas.com - 26/09/2022, 18:00 WIB
Tri Indriawati

Penulis

Setelah itu, Munir menjadi Wakil Ketua Bidang Operasional Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).

Mendirikan KontraS dan Imparsial

Munir menjadi salah satu tokoh pejuang HAM yang turut mendirikan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS).

KontraS resmi berdiri pada 20 Maret 1998 untuk menangani kasus orang hilang dan korban tindak kekerasan yang marak terjadi pada masa pemerintahan Orde Baru.

Baca juga: Muchdi Purwoprandjono, Tokoh BIN yang Sempat Terseret Kasus Munir

Pada awalnya, KontraS lebih banyak fokus pada kasus penculikan dan penghilangan orang secara paksa selama Orde Baru.

Namun, dalam perkembangannya, KontraS juga menangani berbagai bentuk kekerasan yang terjadi di banyak daerah, seperti Aceh, Papua, dan Timor-Timur, serta konflik horizontal di Maluku, Sambas, Sampit, dan Poso.

Di KontraS, Munir menjabat sebagai Koordinator Badan Pekerja. Ia juga turut menangani kasus penghilangan paksa dan penculikan aktivis HAM pada 1997-1998 serta korban penembakan Tragedi Semanggi 1998.

Munir pun aktif mengawal dan mengadvokasi kasus-kasus pelanggaran HAM di Aceh yang terjadi pada masa Operasi Jaring Merah (1990-1998) dan Operasi Terpadu (2003-2004).

Pada Juni 2002, Munir bersama 17 tokoh pejuang HAM Indonesia, kemudian mendirikan Imparsial.

Imparsial adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat untuk penghormatan dan penegakan HAM di Indonesia.

Bersama lembaga ini, Munir memperjuangkan penegakan HAM terkait berbagai isu di Indonesia, termasuk kekerasan di Papua dan Aceh.

Penegakan HAM yang diperjuangkan Munir

Semasa hidupnya, Munir dikenal sebagai aktivis yang vokal dalam perjuangan penegakan HAM di Indonesia.

Beberapa kasus penegakan HAM yang pernah diperjuangkan Munir, antara lain adalah:

  • Tragedi Tanjung Priok (1984)

Munir menjadi penasihat hukum keluarga korban tragedi Tanjung Priok, sebuah peristiwa pelanggaran HAM berat di Indonesia.

Tragedi ini terjadi pada 14 September 1984, ketika para demonstran melancarkan aksi untuk menolak penerapan Pancasila sebagai asas tunggal yang diusulkan Presiden Soeharto.

Dalam tragedi Tanjung Priok terdapat 24 orang tewas dan 55 korban luka-luka akibat tindakan aparat yang membubarkan paksa demonstran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com