Chanakya, yang telah melihat kharisma dari Chandragupta bak seorang pemimpin, memutuskan untuk mengadopsinya.
Chanakya mengajarinya ilmu Kitab Weda, seni militer, hukum, serta sastra di Taxila, sebelum akhirnya pindah ke Pataliputra dan belajar tentang sejarah di Kerajaan Magadha.
Baca juga: Kesultanan Mughal: Sejarah, Raja-raja, Masa Kejayaan, dan Peninggalan
Sewaktu di Magadha, mereka bertemu dengan Dhana Nanda, pemimpin terakhir Dinasti Nanda, yang dikenal kejam dan kerap meminta pajak yang memberatkan penduduknya.
Hal inilah yang kemudian membuat Chanakya dan Chandragupta ingin meruntuhkan Dinasti Nanda.
Chanakya dan Chandragupta merekrut prajurit dari banyak tempat setelah menyelesaikan sekolahnya di Taxila.
Chandragupta pun diangkat sebagai pemimpin pasukan. Awalnya, Chandragupta dan pasukannya tidak berhasil menyerang ibu kota Nanda.
Setelah itu, mereka melakukan serangkaian serangan yang secara perlahan mulai menaklukkan satu per satu wilayah di daerah Nanda.
Chandragupta menyempurnakan strateginya dengan mendirikan garnisun di wilayah taklukan dan pada akhirnya berhasil menjatuhkan Dinasti Nanda.
Ada yang menyebutkan Raja Nanda dibunuh, ada pula yang mengatakan diasingkan.
Baca juga: Ruqaiya Sultan Begum, Permaisuri Terlama Kesultanan Mughal
Chandragupta Maurya adalah sosok pemimpin yang terlahir karismatik dan pemberani.
Setelah berhasil menghancurkan Dinasti Nanda, Chandragupta medirikan Kekaisaran Maurya di Pataliputra, India, pada 322 SM dengan dibantu Chanakya.
Di Kekaisaran Maurya, jabatan Chanakya setara dengan patih atau perdana menteri.
Di awal masa pemerintahannya, India sedang bersitegang dengan para penerus Alexander Agung dari Makedonia.
Orang-orang Makedonia datang ke India dengan tujuan politik sekaligus untuk menyebarkan kebudayaan Barat di belahan dunia timur.
Pada 316 SM, Chandragupta berhasil mengalahkan orang-orang Makedonia di Asia Tengah dan memperluas wilayahnya hingga ke Persia atau Iran saat ini, Tajikistan, dan Kirgistan.