Tuntutan aksi massa Front Pancasila kemudian ditanggapi oleh pemerintah dengan melaksanakan sidang Kabinet Dwikora pada 15 Januari 1966.
Baca juga: Kabinet Dwikora I, II, dan III: Susunan, Kebijakan, Kejatuhan
Dalam sidang tersebut, turut hadir pula para wakil dari mahasiswa yang tergabung dalam Front Pancasila.
Pada 21 Januari 1966, Presiden Soekarno mengumumkan perubahan kabinet yang ternyata tetap tidak memuaskan hati para aksi massa.
Perubahan Kabinet Dwikora II yang diumumkan oleh Presiden Soekarno dikenal dengan Kabinet Seratus Menteri.
Di dalam kabinet tersebut, masih ada beberapa tokoh yang dianggap berafiliasi dengan PKI, yang dituduh sebagai dalang peristiwa G30S.
Merespons Kabinet Seratus Menteri, para aksi massa yang tergabung dalam Front Pancasila melakukan unjuk rasa ketika pelantikan kabinet.
Baca juga: Tritura: Latar Belakang, Isi, dan Dampaknya
Aksi massa melakukan unjuk rasa di jalan-jalan menuju Istana Merdeka pada 24 Februari 1966.
Akan tetapi, aksi unjuk rasa tersebut dihadang oleh pasukan Cakrabirawa yang akhirnya menimbulkan korban jiwa dari pihak mahasiswa.
Korban tersebut bernama Arief Rachman Hakim dari Universitas Indonesia (UI), yang kematiannya semakin mendorong semangat aksi massa dalam melakukan unjuk rasa.
Aksi unjuk rasa Front Pancasila akhirnya berhasil menurunkan Presiden Soekarno dari jabatannya sebagai presiden.
Soekarno kemudian diganti dengan Soeharto, yang menandai berakhirnya era Orde Lama dan diganti dengan Orde Baru.
Referensi: