Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinrohosi, Kebijakan Jepang yang Menyerupai Romusha

Kompas.com - 08/04/2022, 10:00 WIB
Bidari Aufa Sinarizqi,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebijakan Jepang yang terkenal untuk melakukan pemaksaan kerja terhadap masyarakat Indonesia pada masa penjajahan adalah romusha.

Namun, selain itu, masih ada kebijakan Jepang yang berhubungan erat dengan romusha.

Kebijakan tersebut adalah kinrohosi. Lantas, apa yang dimaksud dengan kinrohosi?

Baca juga: Apa Itu Romusha?

Pengertian kinrohosi

Kinrohosi adalah kerja bakti atau gotong royong yang bertujuan untuk mencapai kepentingan umum pada masa pendudukan Jepang.

Kendati demikian, embel-embel kepentingan umum yang digaungkan Jepang hanyalah dalih semata.

Sebab, niat Jepang sebenarnya adalah untuk menghadapi Sekutu, dengan mengarahkan masyarakat dalam jumlah banyak agar dapat melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang telah ditentukan.

Kinrohosi atau juga dikenal sebagai pekerja sukarela, umumnya diperuntukkan bagi tokoh masyarakat dan para pelajar.

Para pemuda yang dipilih untuk kinrohosi juga diperlakukan kejam selayaknya romusha.

Contoh pekerjaan umum yang dilakukan oleh kinrohosi adalah sebagai berikut.

  • Memperbaiki jalan dan jembatan
  • Membantu pembangunan atau perbaikan lapangan terbang untuk Angkatan Udara Jepang
  • Membersihkan selokan
  • Menggali sungai untuk persawahan
  • Membuat bendungan untuk irigasi

Baca juga: Apa Saja Propaganda yang Dilakukan Jepang di Indonesia?

Sistem pengerahan massa kinrohosi

Sistem kerja kinrohosi salah satunya diberlakukan di Kalimantan Selatan, tepatnya saat perbaikan lapangan terbang.

Para kinrohosi dipaksa untuk memperbaiki lapangan terbang Ulin, lapangan terbang Maluka, dan lapangan terbang Kanres daerah Ampah.

Selain lapangan terbang, para pekerja kinrohosi juga dipaksa untuk menggali lubang-lubang perlindungan untuk Angkatan Udara Jepang di sekitar landasan udara.

Pemerintah Jepang mengambil pekerja kinrohosi dengan cara mewajibkan setiap pemuda di masing-masing desa untuk dipekerjakan.

Normalnya, para pemuda kinrohosi dipekerjakan dalam jangka waktu satu bulan, atau disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang menghampiri mereka.

Semua pekerjaan di Kalimantan Selatan itu dilakukan oleh pekerja kinrohosi (direkrut dari penduduk lokal) dan pekerja romusha (didatangkan dari Pulau Jawa).

Selain Kalimantan Selatan, praktik kinrohosi juga diterapkan di beberapa daerah lain.

Baca juga: Perlawanan Rakyat Kalimantan terhadap Jepang

Kekejaman terhadap pekerja kinrohosi

Kinrohosi, yang seharusnya pekerja sukarela, hanya sebatas nama saja. Pasalnya, dalam praktiknya, hampir mendekati seperti kerja paksa romusha.

Pekerja kinrohosi tidak diperbolehkan membantah sedikit pun. Jika ketahuan malas sedikit saja, Jepang tidak segan memberi pukulan.

Fasilitas barak atau bangsal untuk tempat tinggal pekerja juga sangat tidak layak. Hanya beralaskan susunan batang galam serta tidak disediakan tikar ataupun kelambu.

Lebih parah lagi, Jepang juga tidak menyediakan obat-obatan untuk para kinrohosi. Bahkan, saat ada pekerja yang menderita suatu penyakit, Jepang malah melayangkan pukulan.

Perlakuan kejam Jepang lainnya adalah pemberian ransum makanan yang tidak bergizi. Ransum yang dimaksud adalah nasi yang bercampur dengan antah (padi).

Baca juga: Jugun Ianfu, Wanita Penghibur Tentara Jepang

Sementara pemberian lauk biasanya adalah ikan asin dan tidak jarang ada ulatnya.

Dengan makanan yang jauh dari kata layak, tentu kemungkinan besar para pekerja menolaknya.

Namun, pemerintah Jepang akan memukul atau mencambuk siapa pun yang menolak ransum makanan tersebut tanpa ampun.

 

Referensi:

  • Hendraswati. (2013). Eksistensi Eks Bandara Maluka dalam Sejarah Kolonial di Kalimantan Selatan dan Refleksinya pada Masa Kini. Pontianak: STAIN Pontianak Press.
  • Oktorino, Niko. (2013). Ensiklopedi Pendudukan Jepang di Indonesia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Buku "Ensiklopedi Pendudukan Jepang di Indonesia" karya Niko Oktorino yang diterbitkan PT Elex Media Komputindo, dapat dibeli di Gramedia.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com