Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Seikerei?

Kompas.com - 09/02/2022, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Seikerei adalah penghormatan kepada Dewa Matahari dengan membungkukkan badan mengarah pada matahari terbit.

Hal ini wajib dilakukan oleh bangsa Indonesia pada masa pendudukan Jepang.

Jepang menginginkan penduduk Indonesia melakukan Seikerei karena tradisi ini sebagai wujud penghormatan terhadap Kaisar Jepang.

Tradisi ini mendapat tentangan dari rakyat Indonesia, salah satu perlawanan ditunjukkan oleh pemimpin sebuah pesantren di Singaparna, KH Zainal Mustafa.

Baca juga: Perlawanan Rakyat Singaparna

Berasal dari ajaran agama Shinto

Shinto adalah sebuah agama dari Jepang, di mana dewa atau Tuhan kerap disebut dengan kata "kami".

"Kami" merupakan entitas supernatural yang diyakini menghuni segala sesuatu. Hubungan antara "kami" dan alam menyebabkan Shinto dianggap animistik.

Dalam kepercayaan orang Jepang, "kami" berjumlah 8 juta buah yang tersebar di seluruh dunia, bisa berupa laut, api, pegunungan, dan semua hal ada yang ada di alam.

Penganut agama Shinto di Jepang menyembah dewa atau roh matahari Amaterasu.

Kenapa menyembah matahari? Karena penganut Shinto meyakini bahwa Amaterasu merupakan dewa tertinggi di antara ribuan dewa lainnya.

Ajaran inilah yang kemudian melahirkan tradisi Seikerei.

Baca juga: Latar Belakang Pendudukan Jepang di Indonesia

Ditentang rakyat Indonesia

Pertentangan Seikerei di Singaparna

Kedatangan Jepang ke Indonesia pada 1942 memicu terjadinya banyak perlawanan dari rakyat di beberapa wilayah, salah satunya dari Singaparna, Tasikmalaya.

Perlawanan yang dilakukan rakyat Singaparna didasari oleh penolakan untuk melakukan Seikerei.

Pasalnya, pasca-perpindahan kekuasaan dari Belanda ke Jepang, rakyat Singaparna diharuskan untuk melakukan Seikerei.

Tradisi ini ditolak oleh pemimpin pesantren di Singaparna, KH Zainal Mustafa, karena termasuk syirik atau menyekutukan Tuhan, sehingga bertentangan dengan hukum Islam.

Oleh sebab itu, KH Zainal Mustafa menguatkan santrinya untuk menolak Seikerei agar tidak menyekutukan Tuhan.

Baca juga: Ki Bagus Hadikusumo: Kiprah dan Karyanya

Ditentang oleh Ki Bagus Hadikusumo

Selain KH Zainal Mustafa, tokoh lain yang juga menentang adanya Seikerei adalah Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah, Ki Bagus Hadikusumo.

Gerakan menundukkan badan ke arah matahari ini dianggap mirip dengan gerakan ruku' dalam salat.

Oleh sebab itu, Ki Bagus Hadikusumo pun melarang kaum Muslim untuk melakukan Seikerei, karena bertentangan dengan ajaran Islam.

Larangan yang dibuat oleh Ki Bagus Hadikusumo terdengar oleh pimpinan Kempetai (unit militer Jepang) di Yogyakarta.

Ki Bagus Hadikusumo kemudian diminta untuk menghadap pimpinan Kempetai dan ditanya mengenai alasannya melarang Seikerei.

Setelah dikemukakan alasannya, Kempetai masih berusaha untuk menaklukkan hati Ki Bagus Hadikusumo, tetapi gagal.

 

Referensi: 

  • Muttaqin, Fajriudin. (2015). Sejarah Pergerakan Nasional. Bandung: Humaniora.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com