Setelah pertemuan pertamanya, Joop Ave menjadi sering berjumpa dengan Soeharto.
Pertemuan ketiga mereka terjadi ketika Joop Ave ditugaskan ke Kedutaan Besar RI di Amerika Serikat.
Selama di AS, ia sempat menjabat sebagai Sekretaris Konsulat Jenderal RI di New York, lalu konsuler sampai tahun 1972.
Setelah pulang ke Indonesia, Joop Ave kembali ke Istana Negara dan menjabat sebagai Kepala Rumah Tangga Istana Kepresidenan RI sejak 1972 hingga 1978.
Kemudian, antara 1982-1988, ia mengemban jabatan Direktur Jenderal Pariwisata.
Selama masa Orde Baru, Ave dikenal sebagai pejabat yang paling "gaul". Selain itu, ia dikenal sebagai sosok yang ramah, periang, senang bergaul, dan humoris.
Oleh karena itu, Joop Ave pun menjadi orang kepercayaan Presiden Soeharto, terlebih setelah ia berhasil mengambil hati ibu negara, Tien Soeharto.
Baca juga: Mengapa Soeharto Disebut Bapak Pembangunan?
Selama berkiprah di pemerintahan, Joop Ave berhasil membawa citra Indonesia ke ranah internasional dengan sangat baik.
Oleh sebab itu, ia ditunjuk oleh Presiden Soeharto untuk menjabat sebagai Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi (Menparpostel) pada 17 Maret 1993.
Selama menjabat sebagai Menparpostel, Joop Ave memiliki tekad untuk bisa mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan asing ke Indonesia.
Ia diketahui mencetuskan sebuah program bernama Visit Indonesia Year 1991.
Jabatan Menparpostel diemban oleh Joop Ave hingga 14 Maret 1998.
Setelah tidak menjabat sebagai menteri, Joop Ave mengikuti minatnya di dalam dunia seni.
Ia pun berusaha mengenalkan batik Indonesia lewat bukunya yang bertajuk Grand Batik Interiors pada 2007.
Joop Ave meninggal pada 5 Februari 2014. Ia dianggap telah membuka jalan bagi perkembangan pariwisata Indonesia, hingga dijuluki Bapak Pariwisata Indonesia.
Referensi: