Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djatikusumo: Kiprah dan Karier Militernya

Kompas.com - 22/07/2021, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Djatikusumo adalah Kepala Staf TNI Angkatan Darat yang pertama. Ia menjabat dari 1948 hingga 1949. 

Kiprah Djatikusumo dalam dunia militer dimulai saat ia tergabung menjadi tentara Pembela Tanah Air (PETA), tahun 1942, masa kependudukan Jepang di Indonesia. 

Tidak hanya itu, Djatikusumo juga terjun ke dunia politik. Pada 1958, ia menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Singapura sampai tahun 1960. 

Baca juga: M Jasin: Pendidikan, Kiprah, dan Perjuangannya

Pendidikan

Djatikusumo lahir di Surakarta, 1 Juli 1917. 

Ia merupakan putra kedua yang berdarah keraton dari pasangan Susuhunan Pakubuwono X dan RA Kironorukasi. 

Djatikusumo mengenyam pendidikan pertamaya di Europeschee Lagere School (ELS) atau sekolah dasar zaman Hindia Belanda. 

Kemudian, ia melanjutkan sekolahnya di Hogere Burger School (HBS) atau sekolah menengah umum di Bandung sejak tahun 1931 hingga 1936. 

Setelah lulus dari HBS, Djatikusumo melanjutkan pendidikannya ke Technische Hage School (THS) atau sekolah teknik pada 1936 hingga 1939 di Delft. 

Namun, karena saat itu sedang terjadi Perang Dunia II, Djatikusumo tidak mendapatkan gelar sarjana. Lalu, ia memutuskan untuk terjun ke dunia militer. 

Baca juga: Syamun: Asal Usul, Peran, dan Perjuangan

Karier

Setelah terjun ke militer, ia memulai karier militernya dengan mengikuti pendidikan militer di Corp Opleiding Reserve Officieren (CORO). 

Tetapi, tanggal 3 Maret 1942, Djatikusumo yang saat itu maih menjadi taruna ditugaskan untuk bertempur melawan tentara Jepang di Ciater, Subang sampai tanggal 8 Maret 1942.

Tanggal tersebut bertepatan dengan peristiwa pemerintah Kolonial Hindia Belanda yang menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Pangkalan Udara Kalijati. 

Usai peristiwa itu, Djatikusumo mengikuti pendidikan militer di Jawa Boei Kanbu Giyugun Resentai. 

Pendidikan tersebut diselenggarakan oleh Jepang di Bogor, Jawa Barat, dengan tujuan melatih para calon perwira Tentara Pembela Tanah Air (PETA). 

Mereka ditugaskan memimpin Pasukan Sukarela untuk mempertahankan Pulau Jawa dari ancaman invasi Sekutu. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com