KOMPAS.com - Kehidupan peradaban manusia akan selalu berkembang seiring berjalannya waktu.
Selain itu, manusia pasti akan mengalami perkembangan dalam berpikir serta memafaatkan apa yang ada di sekitarnya.
Hal itu terbukti dalam perjalanan sejarah manusia dari zaman prasejarah hingga zaman sejarah.
Oleh para ahli sejarah, setiap perubahan itu dikelompokkan ke dalam beberapa periodisasi.
Periodisasi sejarah Indonesia jika ditinjau dari sistem mata pencarian adalah masa berburu-meramu, bercocok tanam, dan perundagian.
Baca juga: Perhiasan Manusia Purba
Pada periode ini, manusia hidup secara nomaden atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain guna mencari sumber makanan.
Hal itu karena manusia pada masa berburu dan meramu sangat mengandalkan sumber daya yang disediakan oleh alam.
Adapun alat yang digunakan pada periode berburu dan meramu berupa peralatan yang sangat sederhana.
Mereka menggunakan batu, kayu, ataupun bekas tulang yang dimodifikasi untuk kegiatan sehari-hari.
Beberapa alat yang digunakan adalah:
Baca juga: Perkembangan Teknologi Manusia Purba
Pada masa ini, kemampuan manusia mulai berkembang sehingga mereka tidak begitu mengandalkan sumber daya yang disediakan oleh alam.
Manusia mulai memanfaatkan sumber daya alam di sekitar untuk kegiatan bercocok tanam atau menghasilkan makanan sendiri.
Mereka juga mulai membuka hutan atau lahan, yang kemudian ditanami berbagai tanaman untuk dikonsumsi.
Selain bercocok tanam, manusia saat itu juga mulai beternak hewan, seperti kerbau, kuda, babi, sapi, dan unggas.
Manusia pada masa bercocok tanam tidak lagi nomaden atau berpindah tempat, tetapi mulai membangun tempat tinggalnya yang dekat dengan sumber air.
Alat-alat yang digunakan berupa beliung, kapak batu, mata panah, dan mata tombak.
Baca juga: Masa Bercocok Tanam di Indonesia
Pada masa perundagian, masyarakat sudah mulai mampu mengolah sawah. Manusia yang hidup pada periode ini bisa bisa dikatakan dapat mengatur kehidupannya, terutama dalam bidang ekonomi.
Mereka bahkan mampu memenuhi kebutuhan musim yang akan datang, karena hasil bercocok tanam dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam waktu yang sangat panjang.
Selain itu, masyarakat pada saat itu diperkirakan sudah mengenal berdagang dari hasil bercocok tanam.
Adapun sistem perdagangan yang dilakukan masih dalam bentuk barter atau tukar-menukar barang.
Biasanya, barang yang digunakan untuk barter adalah benda yang diyakini memiliki kekuatan magis, seperti nekara.
Baca juga: Nekara: Fungsi dan Jenisnya
Pada masa perundagian, kehidupan masyarakat juga mulai teratur. Hal itu dibuktikan dengan adanya sebuah komunitas atau pedesaan di daerah pegunungan, dataran rendah, dan tepi pantai.
Masyarakat juga sudah mulai terbagi ke dalam beberapa kelompk yang sesuai dengan keahlian mereka.
Referensi: