KOMPAS.com - Indonesia dan Asia menjadi wilayah yang memiliki banyak temuan fosil manusia purba.
Bahkan, di Indonesia ditemukan banyak situs purbakala yang tersebar hampir di seluruh wilayah Nusantara.
Indonesia juga memiliki situs manusia purba yang dianggap terbesar dan terpenting di dunia, yaitu Situs Sangiran, yang terletak di Jawa Tengah.
Selain Indonesia, benua Afrika juga menyimpan banyak temuan fosil dari masa prasejarah.
Tidak hanya itu, di Afrika banyak ditemukan fosil manusia purba yang pertama berkembang atau manusia purba tertua.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya temuan fosil manusia purba yang berkerabat dengan spesies kera (Hominid).
Lalu, selain di Indonesia dan Asia, mengapa manusia purba tertua paling banyak ditemukan di Afrika?
Baca juga: Homo Habilis, Manusia Tangkas dari Afrika
Pencarian fosil nenek moyang manusia dimulai dengan sungguh-sungguh setelah Charles Darwin, pada 1871, memberikan prediksinya bahwa leluhur manusia purba berkembang di Afrika.
Pendapat Darwin ini didasari oleh fakta bahwa iklim tropis Afrika ramah bagi kera, yang disebut-sebut sebagai kerabat manusia.
Ternyata, pernyataan Darwin memang benar adanya. Setelah dilakukan penelitian, Afrika diduga sebagai sumber evolusi manusia.
Di Afrika banyak ditemukan fosil manusia purba karena manusia purba (hominin) pertama kali berkembang di wilayah Afrika.
Fosil-fosil manusia purba tertua yang ditemukan di Afrika di antaranya:
Temuan tersebut tersebar di beberapa negara di Afrika, utamanya di Afrika Timur, seperti Ethiopia, Kenya, Tanzania.
Baca juga: Homo Rudolfensis: Sejarah Penemuan, Ciri-ciri, dan Kehidupan
Dari Afrika itu, manusia purba kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia.
Dengan temuan tersebut menjadi bukti bahwa Afrika menjadi wilayah yang memilik fosil manusia purba paling tua di dunia.