Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australopithecus Afarensis, Ibu Manusia dari Afrika

Kompas.com - 31/01/2022, 12:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Australopithecus Afarensis adalah hominid tertua di Bumi yang hidup sekitar 3,9 juta hingga 2,9 juta tahun lalu.

Fosil ini terkenal dengan dengan sebutan “Lucy” ditemukan oleh Donald Carl Johanson pada tahun 1974 di sekitar Pulau Hadar, Ethiopia.

Fosil yang dimaksud adalah berupa rangka Australopithecus Afarensis lengkap, terdiri dari komponen tengkorak, rahang bawah, tulang anggota badan, tulang rusuk, tulang belakang, dan tulang pinggul.

Karena kepurbaan yang dimilikinya, oleh sebagian ahli, Lucy disebut sebagai Ibu Manusia.

Baca juga: Homo Habilis, Manusia Tangkas dari Afrika

Sejarah penemuan

Untuk pertama kalinya, fosil Australopithecus Afarensis diketahui keberadaannya pada 1930-an di Ethiopia.

Namun, penemuan besarnya terjadi pada 1974 dan kemudian baru diidentifikasi sebagai fosil Australopithecus Afarensis.

Kala itu, D. Johanson, M. Taeib, dan Y. Coppens menemukan fosil Australopithecus Afarensis di endapan Pliosen yang berusia lebih dari 4 juta tahun, di Lembah Hadar, Ethiopia.

Nama lain Australopithecus Afarensis adalah Lucy, karena saat ditemukan, terdengar lagu Lucy in the Sku with Diamonds milik The Beatles.

Penemuan fosil Lucy saat itu cukup lengkap, yang berupa komponen tengkorak, rahang bawah, tulang anggota badan (tangan dan kaki), tulang belakang, tulang rusuk, dan tulang pinggul dari individu dewasa muda.

Hingga saat ini, telah ditemukan 324 spesimen Australopithecus Afarensis. 111 individu di antaranya berasal dari Lembah Hadar, sedangkan sisanya dari Laetoli (Tanzania) dan Kenya.

Baca juga: Homo Rudolfensis: Sejarah Penemuan, Ciri-ciri, dan Kehidupan

Ciri-ciri Australopithecus Afarensis

Para ahli meyakini bahwa Australopithecus Afarensis adalah percabangan pertama dari kera ke manusia.

Berikut ini ciri-ciri fisik Australopithecus Afarensis.

  • Kapasitas tengkorak sekitar 380–530 cc
  • Muka relatif besar dan menjorok ke depan
  • Leher dan rahangnya kuat
  • Proporsi tangan lebih panjang daripada kaki
  • Telah berjalan tegak dan menggunakan dua kaki
  • Tinggi sekitar 1,2 meter

Baca juga: Kenapa Homo Floresiensis Disebut juga Manusia Kerdil?

Kehidupan

Dalam melakukan aktivitas sehari-hari Australopithecus Afarensis masih menggunakan alat yang sederhana, seperti batang pohon dan batu.

Berdasarkan analisis para ahli, dari giginya, diindikasikan bahwa Australopithecus Afarensis bertahan hidup hanya dengan memakan tumbuhan.

Australopithecus Afarensis diperkirakan tinggal dalam suatu komunitas kecil yang beranggotakan dari berbagai kelompok umur, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Selain itu, Australopithecus Afarensis diperkirakan menempati berbagai macam lingkungan dalam hidupnya, mulai dari padang rumput, hutan, hingga tepian danau atau sungai.

 

Referensi:

  • Leksono, Amin Setyo. (2012). Sejarah Kehidupan: Perspektif Evolusi dan Kreasi. Malang: UB Press.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com