Setelah dewasa, putra mahkota juga tidak bersedia dinobatkan sebagai Sultan Mempawah karena ingin fokus pada pendidikannya.
Oleh karena itu, yang dianggap sebagai Sultan Mempawah terakhir adalah Panembahan Taufik.
Begitu Perang Dunia II usai dengan kekalahan Jepang, maka Indonesia resmi memerdekakan diri pada 1945.
Setelah kemerdekaan, terjadi perombakan dalam sistem pemerintahan, di mana Mempawah menjadi daerah kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat.
Baca juga: Kerajaan Bunut: Sejarah, Perkembangan, dan Keruntuhan
- Patih Gumantar (± 1380)
- Raja Kudung (± 1610)
- Panembahan Senggaok (± 1680)
- Opu Daeng Menambon bergelar Pangeran Mas Surya Negara (1740–1761)
- Gusti Jamiril bergelar Panembahan Adiwijaya Kesuma (1761–1787)
- Syarif Kasim bergelar Panembahan Mempawah (1787–1808)
- Syarif Hussein (1808–1820)
- Gusti Jati bergelar Sri Paduka Muhammad Zainal Abidin (1820–1831)
- Gusti Amin bergelar Panembahan Adinata Krama Umar Kamaruddin (1831–1839)
- Gusti Mukmin bergelar Panembahan Mukmin Nata Jaya Kusuma (1839–1858)
- Gusti Makhmud bergelar Panembahan Muda Makhmud Alauddin (1858)
- Gusti Usman bergelar Panembahan Usman (1858–1872)
- Gusti Ibrahim bergelar Panembahan Ibrahim Muhammad Syafiuddin (1872–1892)
- Gusti Intan bergelar Ratu Permaisuri (1892–1902)
- Gusti Muhammad Thaufiq Accamuddin (1902–1944)
- Pangeran Wira Negara (1943-1946)
- Panembahan Muda Gusti Mustaaan (1946-1956)
Referensi:
- Taniputera, Ivan. (2017). Ensiklopedi Kerajaan-Kerajaan Nusantara: Hikayat dan Sejarah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.