Namun, mulai akhir 1830-an, rasio antara tentara Eropa dan pribumi berubah. Lebih banyak mengambil dari tentara pribumi.
Alasannya adalah karena sukarelawan Eropa tidak cukup untuk mengikuti perekrutan tentara pribumi.
Selain dari tentara Eropa dan pribumi, KNIL juga merekrut tentara bayaran asing dari beberapa negara, seperti Perancis, Jerman, Belgia, dan Swiss.
Baca juga: Kisah Perang Dunia 1: Negara Mana Saja Blok Sekutu dan Blok Sentral?
Dalam KNIL, terdapat beberapa peraturan yang sudah ditentukan oleh Kerajaan Belanda, yaitu:
Dari peraturan-peraturan tersebut, maka prajurit KNIL kebanyakan dari orang yang berasal dari golongan bawah, tidak disiplin, dan mendapat hukuman.
Tahun 1936, jumlah prajurit KNIL golongan pribumi mencapai 34.000 orang yang mayoritas berasal dari Ambon, Sulawesi, dan Jawa.
Penduduk pribumi yang bergabung sebagai anggota KNIL adalah:
Setelah tahun 1904, KNIL tidak hanya bertugas untuk mengontrol dan mengawasi, melainkan juga melindungi wilayah Hindia Belanda dari serangan negara lain.
Ketika Perang Dunia II, KNIL mendapat tekanan dari negara-negara lain, sehingga terpaksa melindungi Hindia Belanda dari serangan Blok Poros.
Blok Poros adalah negara-negara yang berperang dalam Perang Dunia II melawan Sekutu, seperti Jerman, Jepang, dan Italia.
Dalam menghadapi Blok Poros, sebagian besar kesatuan KNIL berhasil dikalahkan. Beberapa prajutirnya juga diasingkan oleh pihak Jepang.
Pasca-Perang Dunia II, KNIL kemudian digunakan untuk merebut kedaulatan Indonesia.
Belanda pun melancarkan berbagai Agresi Miliiter yang dibantu oleh para tentara KNIL.
Akan tetapi, usaha tersebut tidak membuahkan hasil, terutama setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949 di Den Haag.
Tanggal 26 Juli 1950, KNIL dinyatakan bubar dengan penyerahan kepemimpinan Komandan KNIL Dir Cornelis Buuman van Vreeden kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Referensi: