Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

KNIL, Tentara Kerajaan Hindia Belanda

Tujuan dibentuknya KNIL adalah untuk mengawasi dan mengontrol wilayah jajahan. 

Meskipun KNIL melayani pemerintah Hindia Belanda, banyak anggotanya yang juga berasal dari pribumi, seperti Sultan Hamid II, Oerip Soemohardjo, AH Nasution, dan beberapa lainnya.

Sejarah KNIL

Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger atau yang disingkat KNIL merupakan tentara kerajaan Hindia Belanda yang berdiri berdasarkan dekrit kerajaan pada 14 September 1819. 

KNIL dibentuk secara khusus oleh Belanda yang dilandasi dengan keinginan Belanda untuk memperluas wilayah jajahannya di Hindia Belanda.

Oleh sebab itu, Belanda membutuhkan sebuah pasukan militer untuk mengontrol dan mengawasi wilayah jajahannya. 

Niatan Belanda memperluas wilayah jajahannya di kepulauan Indonesia dimulai sejak abad 19. 

Awal mula terbentuknya KNIL sendiri terjadi saat Perang Diponegoro berlangsung.

Saat itu, KNIL membantu untuk melindungi dan mengamankan pihak penjajah dari serangan kelompok pendukung Diponegoro. 

Setelah perang Diponegoro berakhir, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van den Bosch secara resmi membuat keputusan mengenai pembentukan organisasi ketentaraan India Timur.

Waktu itu, organisasi tersebut diberi nama Oost-Indische Leger tahun 1830. 

Enam tahun kemudian, 1836, Raja Willem I memberikan predikat pada ketentaraan ini dengan nama "koninklijk". 

Setelah itu, tahun 1933, Perwira Oost-Indische Leger Hendrik Colijn secara resmi memberi nama Koninklijk Nederlands-Indisch Leger atau KNIL. 

Awalnya, tentara KNIl terbagi merata, separuh tentara terdiri dari tentara Eropa dan separuh lainnya dari tentara pribumi. 

Namun, mulai akhir 1830-an, rasio antara tentara Eropa dan pribumi berubah. Lebih banyak mengambil dari tentara pribumi. 

Alasannya adalah karena sukarelawan Eropa tidak cukup untuk mengikuti perekrutan tentara pribumi. 

Selain dari tentara Eropa dan pribumi, KNIL juga merekrut tentara bayaran asing dari beberapa negara, seperti Perancis, Jerman, Belgia, dan Swiss. 

Peraturan KNIL

Dalam KNIL, terdapat beberapa peraturan yang sudah ditentukan oleh Kerajaan Belanda, yaitu:

  1. Kerajaan Belanda tidak mengizinkan rakyatnya untuk melakukan wajib militer di wilayah jajahannya. 
  2. Rekrutan KNIL juga berasal dari bekas tentara Belanda yang di negaranya melakukan pelanggaran
  3. Mereka yang melakukan pelanggaran diberikan pilihan untuk bergabung dengan KNIL atau mendapat hukuman sesuai aturan. 

Dari peraturan-peraturan tersebut, maka prajurit KNIL kebanyakan dari orang yang berasal dari golongan bawah, tidak disiplin, dan mendapat hukuman. 

Tahun 1936, jumlah prajurit KNIL golongan pribumi mencapai 34.000 orang yang mayoritas berasal dari Ambon, Sulawesi, dan Jawa. 

Tokoh KNIL dari Pribumi

Penduduk pribumi yang bergabung sebagai anggota KNIL adalah:

  • Mangkunegara VII
  • Sultan Hamid II
  • Oerip Soemohardjo
  • E Kawilarang
  • AH Nasution
  • Gatot Soebroto
  • Didi Kartasasmita
  • TB Simatupang
  • Soeharto

Bubarnya KNIL

Setelah tahun 1904, KNIL tidak hanya bertugas untuk mengontrol dan mengawasi, melainkan juga melindungi wilayah Hindia Belanda dari serangan negara lain. 

Ketika Perang Dunia II, KNIL mendapat tekanan dari negara-negara lain, sehingga terpaksa melindungi Hindia Belanda dari serangan Blok Poros.

Blok Poros adalah negara-negara yang berperang dalam Perang Dunia II melawan Sekutu, seperti Jerman, Jepang, dan Italia. 

Dalam menghadapi Blok Poros, sebagian besar kesatuan KNIL berhasil dikalahkan. Beberapa prajutirnya juga diasingkan oleh pihak Jepang. 

Pasca-Perang Dunia II, KNIL kemudian digunakan untuk merebut kedaulatan Indonesia. 

Belanda pun melancarkan berbagai Agresi Miliiter yang dibantu oleh para tentara KNIL.

Akan tetapi, usaha tersebut tidak membuahkan hasil, terutama setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949 di Den Haag. 

Tanggal 26 Juli 1950, KNIL dinyatakan bubar dengan penyerahan kepemimpinan Komandan KNIL Dir Cornelis Buuman van Vreeden kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI). 

Referensi: 

  • Matanasi, Petrik. (2012). Pribumi jadi Letnan KNIL. Jakarta: Trompet.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/11/08/080000179/knil-tentara-kerajaan-hindia-belanda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke