Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembalian Hindia Belanda dari Inggris (1816)

Kompas.com - 05/04/2021, 13:40 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada 1811, Hindia Belanda (nama Indonesia saat itu) resmi menjadi daerah jajahan Inggris.

Sir Thomas Stamford Raffles kemudian ditunjuk oleh Inggris sebagai penguasa Indonesia dengan gelar Letnan Gubernur di Jawa.

Namun, meski Raffles tercantum sebagai pembaharu yang hebat, pemerintahannya tidak bertahan lama.

Perubahan politik yang terjadi di Eropa mengakhiri pemerintahan Raffles di Indonesia.

Baca juga: Masa Penjajahan Inggris di Indonesia

Latar belakang pengembalian Hindia Belanda dari Inggris

Pada 1814, Inggris dan Belanda mengadakan pertemuan di London.

Pertemuan ini didasari kemenangan Inggris atas Perancis yang berada di bawah pemerintahan Napoleon Bonaparte.

Saat itu, Belanda adalah negara bawahan Perancis.

Pertemuan antara Inggris dan Belanda menghasilkan kesepakatan yang disebut Convention of London atau Konvensi London, yang ditandatangani pada 13 Agustus 1814.

Konvensi London menyatakan bahwa Inggris sepakat untuk mengembalikan Hindia Belanda kepada Belanda.

Penyerahan kekuasaan tersebut baru terealisasi dua tahun kemudian, tepatnya pada 19 Agustus 1816 di Batavia.

Dalam proses penyerahan kekuasaan tersebut, Inggris diwakili oleh John Fendall, pengganti Raffles.

Sementara pihak Belanda diwakili oleh tiga komisaris jenderal, yaitu Ellout, van der Capellen, dan Buyskes.

Baca juga: Indonesia di Bawah Penjajahan Perancis

Masa pemerintahan kolonial Belanda

Setelah mendapat penyerahan wilayah dari Inggris, Belanda kembali berkuasa di Hindia Belanda.

Namun, permasalahan utama kerajaan Belanda pascapenyerahan resmi Hindia Belanda dari Inggris tahun 1816 adalah terjadinya kekosongan kas kerajaan Belanda dan utang yang menumpuk akibat membiayai perang.

Situasi tersebut mendorong Johannes van den Bosch mencetuskan ide tanam paksa untuk menyelamatkan Belanda dari kebangkrutan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com