KOMPAS.com - Petrus Albertus van der Parra adalah Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-29 yang memimpin selama periode 1761 hingga 1765.
Semasa kepemimpinannya, Parra banyak dituai kebencian dari orang-orang sekitar karena kasus korupsi dan gaya hidup mewahnya.
Bahkan, upaya menjatuhkannya dari jabatan gubernur juga kerap dilakukan, termasuk pembunuhan.
Kendati demikian, Parra tetap memiliki sisi positif. Ia pernah membantu sebuah gereja di Batavia dengan memberikan kitab-kitab injil.
Baca juga: Perampokan De Javasche Bank Tahun 1902
Petrus Albertus van der Parra lahir di Kolombo, Sri Lanka, 29 September 1714.
Ia merupakan anak dari seorang sekretaris kantor gubernur Sri Lanka.
Tahun 1728, saat berusia 14 tahun, Parra sudah memulai kariernya sebagai soldaar van de penne atau serdadu pena.
Lalu, tahun 1731 ia bekerja sebagai asisten. Kemudian tahun 1732 bekerja sebagai tenaga pembukuan.
Empat tahun kemudian, 1736, Parra diangkat sebagai tenaga pembukuan yang kemudian berlanjut sebagai tenaga pembukuan sekretariat umum di Batavia, tahun 1739.
Memulai kariernya dari jabatan kecil, perlahan-lahan karier Parra semakin berkembang. Tahun 1747, pertama kalinya ia menjabat sebagai Sekretaris Pertama.
Ia dijadikan Penasihat Luar Biasa Hindia pada November 1747 dan menjadi Penasihat Tetap pada 1751.
Setahun kemudian, tahun 1752, Parra dipercaya sebagai Presiden College van Heemraden. Ia bertanggung jawab atas batas-batas perkebunan, jalan, dan sebagainya.
Setelah itu, tahun 1755, Parra diangkat sebagai Penasihat Pertama dan Direkrut Jenderal.
Baca juga: Pangeran Kornel, Simbol Perlawanan Sumedang terhadap Belanda
Pada 15 Mei 1761, Dewan Hindia Belanda mengangkat van der Parra sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, menggantikan Jacob Mossel setelah ia wafat.
Karena terkenal dengan gaya hidup yang mewah, Parra lantas merayakan pengangkatannya dengan melangsungkan acara besar-besaran.