Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangeran Kornel, Simbol Perlawanan Sumedang terhadap Belanda

Kompas.com - 26/08/2021, 12:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pangeran Kornel adalah Bupati Sumedang periode 1791-1828 yang aslinya bergelar Pangeran Kusumadinata IX.

Adapun nama Kornel berasal dari istilah kolonel (tituler) yang masih langka pada zaman itu, sehingga masyarakat Sumedang menyebutnya sebagai kornel.

Pangkat kolonel (tituler) diberikan kepada Pangeran Kusumadinata IX oleh Belanda. Hal ini merupakan salah satu kebijakan pemerintah kolonial yang memberikan gelar kepangkatan, termasuk pangkat militer, kepada para bupati yang berprestasi dalam memajukan daerahnya.

Bagi masyarakat Sumedang, Pangeran Kornel adalah sosok pahlawan yang berani melawan kekejaman pemerintah kolonial Belanda.

Cara yang dilakukannya adalah dengan menentang Gubernur Jenderal Willem Daendels, yang telah membuat rakyatnya menderita akibat bekerja membuka Jalan Raya Pos di Sumedang.

Asal-usul

Pangeran Kornel lahir pada 1762 dari pasangan Adipati Surianagara II dan Nyi Mas Nagakasih.

Semasa kecil, nama asli Pangeran Kornel adalah Raden Asep Djamu. Ayahnya adalah Bupati Sumedang yang menjabat antara 1761-1765.

Ketika Adipati Surianagara II meninggal, Demang Tanubaya diangkat sebagai bupati sementara karena Raden Asep Djamu baru berusia tiga tahun.

Namun di tangan Demang Tanubaya dan penggantinya, keadaan Sumedang menjadi kacau.
Pada 1791, Raden Asep Djamu akhirnya menduduki kursi Bupati Sumedang dengan gelar Pangeran Kusumadinata IX.

Baca juga: Kebijakan Daendels di Indonesia

Menghadapi Daendels

Ketika Pangeran Kornel menjabat sebagai Bupati Sumedang, Gubernur Jenderal Willem Daendels menjalankan proyek pembangunan Jalan Raya Pos atau De Grote Postweg dari Anyer hingga Panarukan.

Karena anggarannya terbatas, Daendels meminta para bupati untuk menyediakan tenaga kerja dan dibayar dengan upah sangat sedikit.

Alhasil, banyak penduduk pribumi yang menjadi korban karena beban kerja paksa yang terlalu berat.

Ketegangan antara penduduk dan penguasa Belanda pun bermunculan di banyak daerah, termasuk di Sumedang.

Menurut ingatan masyarakat Sumedang, ketika Daendels menginspeksi pembangunan jalan, Pangeran Kornel menyambut di ruas Gunung Cadas dengan sikap menantang.

Pangeran Kornel mengulurkan tangan kirinya untuk bersalaman, sementara tangan kanannya menggenggam keris.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com