Sikap ini adalah bentuk protes atas banyaknya rakyat Sumedang yang tewas dan sakit akibat kerja rodi untuk menuruti perintah Daendels.
Bahkan peristiwa tersebut diabadikan di ruas jalan baru dan lama Cadas Pangeran dengan dibangun patung Pangeran Kornel bersalaman dengan Daendels.
Baca juga: Upaya Daendels dalam Mempertahankan Pulau Jawa
Meski peristiwa di Cadas Pangeran telah melegenda, tetapi beberapa pihak masih mempertanyakan kebenarannya.
Sebab, pada prasasti disebut bahwa Cadas Pangeran dibobok pada 26 November-12 Maret 1812.
Mengacu pada tanggal yang tertera, diduga bahwa yang datang meninjau pembangunan jalan dan bersalaman dengan Pangeran Kornel bukan Daendels.
Seperti diketahui, Daendels telah meninggalkan Indonesia dan kembali ke Belanda pada 29 Juni 1811.
Namun, terlepas dari perbedaan pendapat yang ada, cerita kepahlawanan Pangeran Kornel melawan Daendels telah menjadi kebanggaan warga Sumedang.
Rakyat begitu terkesan karena Pangeran Kornel mengetahui betul kehidupan masyarakatnya dan berhasil meningkatkan produksi kopi.
Ketika rakyatnya menderita, ia pun berani menentang Daendels yang dikenal kejam dan mempertaruhkan kedudukan serta nyawanya.
Selain itu, terdapat catatan dari pemerintah Belanda yang menilai bahwa Pangeran Kornel adalah sosok bupati yang bijak, tegas, dan berani.
Atas keberaniannya berjuang dan memimpin rakyat Sumedang melawan Belanda, sejumlah tokoh mengusulkan Pangeran Kornel menjadi pahlawan nasional dari Jawa Barat.
Referensi: