Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah ASEAN

Kompas.com - 12/05/2021, 16:21 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

SEAFET merupakan organisasi yang terbatas hanya pada ekonomi, perdagangan, dan pendidikan. 

Organisasi ini sayangnya mengalami kegagalan, karena adanya ketidaksepakatan beberapa negara Asia Tenggara.

Meskipun gagal, SEAFET menjadi inspirasi terbentuknya ASEAN.

Baca juga: Bentuk Kerja Sama ASEAN di Bidang Pendidikan 

Asosiasi Asia Tenggara (ASA)

Setelah SEAFET gagal, terbentuk ASA pada 31 Juli 1961.

Organisasi ini melibatkan penyatuan tiga negara, yaitu Malaya, Thailand, dan Filipina. 

Tujuan dari ASA sendiri adalah untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas kawasan. 

Selain itu, tujuan lain dari ASA juga untuk menumbuhkan kerja sama di bidang ekonomi, ilmu sosial, dan budaya.

Sayangnya, ASA juga mengalami kegagalan karena konflik dan keberatan antarnegara, khususnya Malaya dan Filipina. 

Filipina telah menarik diri dari ASA karena menolak untuk mengklaim Sabah ke Malaysia. 

MAPHILINDO 

Setelah kegagalan dari ASA, dibentuklah MAPHILINDO yang terdiri dari Malaya, Filipina, dan Indonesia.

Tujuan MAPHILINDO sendiri adalah untuk menciptakan kerja sama di bidang ekonomi, budaya, dan ilmu sosial.

MAPHILINDO menjadi solusi berakhirnya perselisihan antara Indonesia, Filipina, dan Malaysia terutama masalah teritorial.

Namun, MAPHILINDO juga mengalami kegagalan, karena masing-masing negara menekankan pada kepentingan nasionalnya sendiri.

Selama masa ini, kebijakan Asia Tenggara didasarkan pada kepentingan nasional dibanding daerah. 

Asia Tenggara memberi perhatian lebih pada proses penguatan, pembangunan, dan penciptaan stabilitas politik internal masing-masing negara.

Akibatnya, Asia Tenggara pun berada dalam situasi tegang, sebab timbul konflik dan perpecahan antar negara anggota.

Seperti konfrontas Malaysia dan Indonesia pada 1963, di mana terjadi pendekatan angkatan bersenjata dalam konflik dua negara tersebut. 

Konfrontasi ini kemudian menghasilkan ketidakpastian dan kecurigaan antar negara satu sama lain. 

Untuk itu, dibentuklah ide-ide pembentukan organisasi daerah seperti ASA dan MAPHILINDO.

Baca juga: Kamboja, Negara Terakhir yang Masuk ASEAN

Deklarasi Bangkok

Setelah ketegangan di antara kedua negara berakhir, Asia Tenggara mencoba untuk menghidupkan kembali hubungan antara negara-negara regional.

Sehingga sebuah konferensi pun diselenggarakan yang dihadiri oleh para pemimpin Asia Tenggara.

Konferensi ini diadakan di Bangkok pada 1967. 

Hasil dari konferensi tersebut adalah lahirnya Deklarasi Bangkok pada 8 Agustus 1967. 

Deklarasi ini mengarah pada pembentukan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). 

Baca juga: Prinsip ASEAN

ASEAN

Para wakil dari konferensi Bangkok adalah:

  1. Tun Abdul Razak: Wakil Menteri Malaysia
  2. Adam Malik: Menteri Luar Negeri Indonesia
  3. Thanat Khoman: Menteri Luar Negeri Thailand
  4. Narciso Ramos: Menteri Luar Negeri Filipina
  5. S. Rajaratnam: Menteri Luar Negeri Singapura

Awalnya, ASEAN hanya beranggotakan lima negara, Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com