Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah ASEAN

Kompas.com - 12/05/2021, 16:21 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

Keanggotaannya pun bertambah dengan bergabungnya negara Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Vietnam, dan Myanmar. 

Brunei bergabung dalam ASEAN pada 1984 setelah merdeka dari Inggris, sedangkan negara lainnya bergabung pada 1980-an dan 1990-an. 

Pada masa perang dingin, negara Vietnam, Kamboja, dan Laos mulanya tidak dapat bergabung dengan ASEAN karena persaingan kekuasaan dan masalah internal, seperti Perang Saudara.

Namun, ASEAN berhasil menyelesaikan masalah di beberapa kawasan tersebut, sehingga membuat ketiga negara ini percaya dan bersedia bergabung dengan ASEAN. 

Vietnam bergabung dengan ASEAN pada 23 Juli 1995, Laos tahun 1997, dan Myanmar serta Kamboja pada 1999. 

Baca juga: Peran Indonesia Pada KTT 1 ASEAN di Bali 1976

Politik ASEAN

Asean Regional Forum (ARF) 

ARF ini diusulkan oleh Australia pada saat Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN (AMM) di Jakarta, Juli 1990. 

ARF sendiri merupakan ide baru ASEAN yang muncul setelah pertempuan puncak ASEAN yang keempat di Deklarasi Singapura, 1992. 

Dalam deklarasi tersebut ASEAN berupaya untuk menciptakan dialog intensif ASEAN dengan negara-negara Asia Pasifik. 

Hal ini berkaitan dengan politik dan keamanan antara ASEAN dengan Asia Pasifik.

ARF memili 23 anggota, 10 negaranya berasal dari ASEAN, sedangkan 13 negara lain adalah 

  1. Uni Eropa
  2. Australia
  3. Kanada
  4. Cina
  5. India
  6. Jepang
  7. Korea Selatan
  8. Korea Utara
  9. Selandia Baru
  10. Rusia
  11. Amerika Serikat
  12. Papua Nugini
  13. Mongolia

Konferensi Bali 1967 

Selama konferensi Bali 1967, Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama Asia Tenggara (TAC) ditutup. 

Hal ini dikarenakan perjanjian tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip kebijakan non-intervensi dari urusan dalam negeri suatu negara.

Perjanjian ini merancang kode prosedur penyelesaian damai untuk setiap pertikaian dan mandat pembentukan dewan tertinggi. 

Para menteri dari pihak-pihak terlibat sebagai mekanisme penyelesaian untuk konflik dan perselisihan.

TAC menjadi satu-satunya mekanisme penyediaan alat diplomatik regional untuk proses penyelesaian konflik regional secara damai.

Konflik Kamboja menjadi salah satu keberhasilan diplomasi ASEAN yang berakhir dengan damai.

Diplomasi ini disebut diplomasi solusi atau diplomasi preventif. 

Lambang ASEAN

Organisasi ASEAN memiliki lambang khas berupa padi. 

Padi yang menghasilkan beras merupakan makanan pokok dan sumber daya paling penting di Asia Tenggara.

Warna yang terdapat pada lambang adalah biru, merah, putih, dan kuning, warna-warna dari bendera negara-negara ASEAN

Makna dari lambang ASEAN adalah:

  • Padi: melambangkan kesejahteraan, kemakmuran, kesuburan, dan kekayaan. Jumlah 10 batang padi yang terikat melambangkan jumlah anggota ASEAN yang terikat persatuan dan solidaritas
  • Lingkaran: melambangkan kesatuan dan keutuhan ASEAN 
  • Biru: melambangkan perdamaian dan stabilitas
  • Merah: melambangkan keberanian dan dinamisme
  • Putih: melambangkan kemurnian atau kesucian
  • Kuning: melambangkan kemakmuran

Referensi: 

  • Keling, M F, Hishamudin Md.Som.dkk. (2011). The Development of ASEAN from Historical Approach. Vol. 7 No.7. Asian Social Science. 

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com