Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/09/2023, 08:00 WIB
Usi Sulastri,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Madu memiliki kadar air yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan bakteri atau jamur, yaitu 17 persen. Madu juga memiliki aktivitas air yang rendah, yang merupakan ukuran jumlah air dalam suatu zat yang tersedia untuk mendukung pertumbuhan mikroba.

Sebagian besar jamur dan bakteri tidak dapat tumbuh di bawah aktivitas air 0,75. Madu memiliki aktivitas air sekitar 0,6. Kombinasi dari aktivitas air yang rendah dan kadar air yang rendah ini dapat mengeringkan bakteri, menjadikan madu tahan terhadap kerusakan.

"Dalam lingkungan yang tidak ramah seperti ini, bakteri atau mikroorganisme tidak dapat bertahan lama di dalam toples madu, sehingga tidak memiliki kesempatan untuk merusaknya," ujar Amina Harris, direktur eksekutif Pusat Madu dan Penyerbukan di Univeristy of California.

  • Tingkat keasaman yang tinggi

Madu juga secara alami memiliki tingkat keasaman yang tinggi.

"Madu memiliki pH sekitar 3 hingga 4,5, kurang lebih begitu, dan tingkat keasamannya akan menghambat pertumbuhan hampir semua jenis mikroorganisme," jelas Harris.

Baca juga: Apa yang Membuat Cokelat Terasa Enak?

Oleh karena itu, bakteri dan organisme lainnya harus mencari tempat lain untuk hidup, karena harapan hidup mereka di dalam madu sangat rendah.

  • Keberadaan hidrogen peroksida

Faktor lain yang memengaruhi ketahanan madu adalah susunan kimiawi perut lebah. Lebah memiliki enzim dalam perut mereka yang dikenal sebagai glukosa oksidase (GO).

Saat lebah memuntahkan nektar dari mulut mereka untuk membuat madu, enzim ini berbaur dengan nektar, mengurai nektar menjadi dua produk sampingan: asam glukonat dan hidrogen peroksida.

"Hidrogen peroksida berperan sebagai substansi yang menghambat perkembangan segala hal yang dapat berpotensi merusak," jelas Harris.

  • Penyimpanan yang tepat

Sebuah toples segel madu, ternyata, merupakan faktor penentu terakhir dari umur simpan madu yang panjang, seperti yang dicontohkan oleh spesimen Mesir yang berusia ribuan tahun.

"Selama tutupnya tetap tertutup dan tidak ada air yang ditambahkan ke dalamnya, madu tidak akan mengalami kerusakan. Namun, segera setelah Anda menambahkan air ke dalamnya atau membuka tutupnya, kemungkinan madu akan mengalami perubahan dan dapat menjadi buruk," ujar Harris.

Baca juga: Apa yang Membuat Cabai Jadi Pedas?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com