Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/04/2023, 12:03 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Proses ini berlanjut selama beberapa hari dan kemudian mereka kembali merekam suara tanaman.

Para peneliti kemudian menjalankan rekaman melalui program pembelajaran mesin. Algoritme program ini dilatih untuk menemukan perbedaan antara suara tanaman sehat, tanaman haus, dan tanaman cincang.

Selain itu, program juga dapat mengetahui apakah suara tersebut berasal dari tanaman tomat atau tembakau. Data mengungkapkan bahwa tanaman menghasilkan suara seperti klik.

Peneliti juga memperhatikan bahwa tanamana yang tertekan menghasilkan lebih banyak suara. Itu terjadi pada tanaman yang tidak disiram dan dibiarkan haus selama lima hari. Sementara tanaman sehat hampir selalu diam.

Organisme yang mendengar suara tanaman

Studi yang dilakukan sebelum menunjukkan bahwa tanaman merespon suara yang dibuat oleh organisme lain. Misalnya, tumbuhan meningkatkan kandungan gula dalam nektarnya saat mendengar suara serangga penyerbuk.

Baca juga: Tanaman Aglonema Merah Satu-satunya di Dunia Ada di Hutan Sumatera

Dalam studi saat ini, peneliti menyebut tanaman mengeluarkan suara yang mungkin untuk berkomunikasi dengan serangga dan hewan yang dapat mendengarnya. Namun tidak ada bukti kuat untuk memvalidasi asumsi tersebut.

Kemungkinan lain adalah tanaman menghasilkan suara untuk berinteraksi dengan tumbuhan lain. Saat menghasilkan lebih banyak suara di bawah tekanan, tanaman membuat tanaman yang lainnya kondisi stres.

Tentu saja, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan tersebut.

Tetapi selain itu, suara tanaman juga akan sangat penting karena berbagai alasan lainnya. Misalnya dapat memungkinkan petani memantau kesehatan tanaman mereka dengan lebih baik di masa mendatang.

Sekarang para peneliti sedang mempelajari bagaimana suara tumbuhan benar-benar memengaruhi serangga dan organisme lain.

Studi tentang suara tanaman ini telah dipublikasikan dalam jurnal Cell.

Baca juga: Jamur Tanaman Kopi Berusia 70 Tahun Ini Dibangkitkan Lagi, Untuk Apa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com