Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/04/2023, 18:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Jika kita ingin menambahkan lebih banyak protein dan nutrisi ke dalam makanan, telur adalah pilihan yang bergizi.

Telur mengandung mikro dan makronutrien yang penting dan menawarkan banyak manfaat untuk kesehatan.

Namun, profil gizi telur mentah dan profil gizi telur matang memiliki beberapa perbedaan mencolok, termasuk fakta bahwa memakan telur mentah atau makanan yang mengandungnya menimbulkan kekhawatiran tentang risiko tertular infeksi Salmonella.

Kandungan telur mentah

Sama seperti telur yang dimasak, telur mentah juga sangat bergizi. Dilansir dari Healthline, telur mentah kaya akan:

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Oat Setiap Hari?

  • Protein berkualitas tinggi
  • Lemak sehat
  • Vitamin
  • Mineral
  • Antioksidan pelindung mata
  • Berbagai nutrisi lainnya

Selain itu, telur mentah mengandung kolin, nutrisi penting yang telah terbukti berdampak positif pada fungsi otak. Kolin juga dapat berperan dalam kesehatan jantung.

Telur mentah juga tinggi lutein dan zeaxanthin. Antioksidan penting ini mampu melindungi mata dan dapat mengurangi risiko penyakit mata yang berkaitan dengan usia.

Apa yang terjadi jika makan telur mentah? 

Melansir Cleveland Clinic, selama tidak mengandung salmonella, makan telur mentah tidak berbahaya bagi tubuh. 

Tapi telur mentah pada dasarnya hanyalah protein. Itulah mengapa orang makan telur mentah untuk mendapatkan protein ekstra.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Puasa?

Namun, jika tidak terbiasa makan telur mentah, ada begitu banyak makanan kaya protein lain yang bisa kita makan sebagai gantinya.

Risiko kontaminasi Salmonella 

Ilustrasi telurUnsplash/Taisiia Shestopal Ilustrasi telur

Telur mentah dan setengah matang mungkin mengandung Salmonella, sejenis bakteri berbahaya.

Kontaminasi Salmonella dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung. Kontaminasi secara langsung terjadi selama pembentukan telur, sedangkan

secara tidak langsung terjadi ketika Salmonella mengontaminasi bagian luar telur dan menembus membran cangkang.

Kontaminasi tidak langsung juga dapat terjadi selama proses produksi, selama penanganan, atau selama persiapan makanan.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Makan Keju Terlalu Banyak?

Mengkonsumsi telur yang terkontaminasi Salmonella dapat menyebabkan keracunan makanan.

Gejala keracunan makanan Salmonella termasuk kram perut, diare, muntah, dan demam. 

Gejala ini biasanya muncul 6 jam hingga 6 hari setelah mengalami infeksi dan dapat berlangsung selama 4 hingga 7 hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri tersebut.

Adapun pasteurisasi merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk mencegah kemungkinan kontaminasi Salmonella. 

Proses ini menggunakan perlakuan pemanasan untuk mengurangi jumlah bakteri dan mikroorganisme lain dalam makanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com