Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Ada Obat untuk Penyakit Campak, Bagaimana Cara Penanganannya?

Kompas.com - 30/01/2023, 13:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Campak adalah penyakit akibat virus yang bisa sangat menular. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan berkali-kali mewaspadai penyakit campak.

Pasalnya, bukan hanya sangat menular, campak juga bisa menjadi penyakit berbahaya dan mematikan. Hal ini terutama pada orang yang belum mendapatkan vaksin campak.

Baca juga: Virus Campak Tak Mudah Bermutasi, Vaksin Beri Daya Lindung 97 Persen

Selain itu, hingga saat ini obat penyakit campak belum ditemukan.

Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp. A, Subsp. IPT, M.TropPaed, dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak Subspesialis Kesehatan Anak Infeksi dan Penyakit Tropis.

"Virus campak ini sebetulnya belum ada obatnya," kata Hinky dalam media interview bersama Rumah Sakit Pondok Indah, Jumat (27/01/2023).

"Tidak ada obat antiviral untuk campak. Jadi, tindakan pengobatannya apa? Ya, tindakan supportif atau penunjang," sambungnya.

Tindakan supportif untuk mengatasi penyakit campak

Tidakan supportif yang dimaksud adalah misalnya anak mengalami gejala demam tinggi maka diberi obat penurun panas.

Jika Anak mengalami batuk, maka diberi obat batuk. Begitu juga anak yang mengalami gejala pilek ketika terkena campak.

"Kalau muntah perlu diberikan obat antimuntah. Jika diare, diberi larutan pengganti cairan," ucap Hinky.

"Namun, campak ini saking ganasnya, dia menyerang seluruh sistem. Kan tadi (komplikasinya) susunan saraf pusat terkena, sistem saluran cerna, sistem pernapasan, dan juga sistem kekebalan tubuh juga terserang penyakit ini," tambahnya.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Campak Hanya Terjadi Sekali Seumur Hidup?

Pemberian vitamin A pada anak dengan penyakit campak

Setiap memiliki kebutuhan vitamin A, paling besar untuk ibu menyusui, yaitu +350 RE. Setiap memiliki kebutuhan vitamin A, paling besar untuk ibu menyusui, yaitu +350 RE.

Anak yang terserang campak daya tahan tubuhnya menurun sehingga bisa menderita berbagai jenis komplikasi.

Karena banyaknya komplikasi yang mungkin terjadi, Hinky menyebut salah satu hal yang penting dilakukan adalah pemberian vitamin A.

"Vitamin A bisa diberikan pada anak yang terserang campak, memacu sistem kekebalan untuk meningkatkan daya tahan tubuh si anak," ujar Hinky.

"Sehingga pemberian vitamin A direkomendasikan pada setiap penderita campak," sambungnya.

Selain itu, obat-obatan untuk mengendalikan gejala yang terjadi tetap perlu diberikan kepada penderita campak.

Infeksi sekunder saat anak terserang campak

Hinky juga menjelaskan bahwa anak yang terserang campak juga bisa terkena infeksi sekunder akibat bakteri saat daya tahan tubuhnya lemah.

Contohnya radang paru akibat infeksi bakteri saat anak terserang campak. Jika anak mengalami infeksi sekunder akibat bakteri, maka diperlukan antibiotik.

"Yang bisa menentukan apakah ini ada bakteri atau tidak hanya dokter yang memeriksa," tegas Hinky.

Baca juga: Bagaimana Virus Campak Bisa Menular dan Berapa Lama Bertahan di Udara?

"Sebab, virus campak sendiri juga bisa menyebabkan radang paru tanpa adanya infeksi sekunder," tambahnya.

Hinky menegaskan pentingnya diagnosis oleh dokter sebelum memberikan obat apapun pada anak yang terserang campak.

Penyakit campak berbahaya

Seperti yang disebutkan sebelumnya, campak dapat memicu terjadinya komplikasi. Komplikasi campak dapat menyebabkan kondisi-kondisi yang fatal.

"Bayangin kalau paru-paru kena infeksi virus campak ya anak-anak jadi sesak napas, kekurangan oksigen. Inilah yang bisa berakibat fatal," kata Hinky

"Kadang infeksi virus juga menyerang susunan saraf pusat menyebabkan radang otak dan kejang serta penurunan kesadaran. itu juga bisa berakibat fatal," tambahnya.

Hal lain yang perlu diwaspadai saat anak terinfeksi penyakit campak adalah muntah dan diare.

"Jika (diare dan muntah) tidak segera ditangani dan diberi cairan pengganti yang keluar bisa menyebabkan dehidrasi, bisa meninggal juga," ucap Hinky.

"Jadi, penyakit ini jangan dianggap enteng. Penyakit ini sangat berbahaya dan harus segera ditangani. Apalagi penyakit ini sangat menular," tegasnya.

Baca juga: Benarkah Campak Lebih Menular daripada Covid-19?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com