KOMPAS.com - Kekurangan protein atau hipoproteinemia terjadi jika kita memiliki kadar protein yang rendah dalam darah.
Kondisi demikian dapat terjadi jika kita tidak mendapatkan cukup protein dari makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh harian, misalnya saat mengikuti diet yang sangat membatasi konsumsi protein.
Dilansir dari Healthline, berikut adalah hal-hal yang terjadi pada tubuh jika kekurangan protein.
Kekurangan protein sering meninggalkan bekas pada kulit, rambut, dan kuku, yang sebagian besar terbuat dari protein.
Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Berhenti Makan Daging?
Penipisan rambut, warna rambut pudar, rambut rontok (alopecia), dan kuku rapuh merupakan gejala umum dari kekurangan protein.
Namun, gejala ini tidak mungkin muncul kecuali kita mengalami kekurangan protein yang parah.
Otot adalah cadangan protein terbesar di tubuh. Ketika kita kekurangan protein, tubuh cenderung mengambil protein dari otot rangka untuk mempertahankan jaringan dan fungsi tubuh yang lebih penting.
Akibatnya, seiring waktu, kekurangan protein menyebabkan pengecilan otot. Bahkan, kekurangan protein dalam tingkat sedang dapat menyebabkan pengecilan otot, terutama pada orang lanjut usia.
Satu studi pada pria dan wanita lanjut usia menemukan bahwa kehilangan otot lebih mungkin terjadi pada mereka yang mengonsumsi protein dalam jumlah paling sedikit.
Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Olahraga Berlebihan?
Protein tidak hanya membantu menjaga massa otot dan tulang, tetapi juga penting untuk pertumbuhan tubuh.
Dengan demikian, kekurangan protein bisa berbahaya bagi anak-anak yang tubuhnya sedang dalam masa pertumbuhan.
Studi observasi menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara asupan protein rendah dan gangguan pertumbuhan.
Kekurangan protein juga dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Gangguan fungsi kekebalan dapat meningkatkan risiko atau tingkat keparahan infeksi.
Satu studi kecil pada wanita lanjut usia menunjukkan bahwa mengikuti diet rendah protein selama sembilan minggu secara signifikan mengurangi respons kekebalan tubuh mereka.
Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Duduk Terlalu Lama?
Meskipun nafsu makan yang buruk adalah salah satu gejala kekurangan protein yang parah, kebalikannya, yakni nafsu makan yang besar, tampaknya berlaku untuk kekurangan protein yang lebih ringan.