KOMPAS.com - Penelitian baru mengungkapkan, ribuan tahun yang lalu anak-anak di Semenanjung Iberia mengukir batu menjadi bentuk burung hantu.
Potongan seukuran telapak tangan itu menurut studi digunakan sebagai mainan atau jimat anak-anak.
Awalnya, para arkeolog mengira batu ukiran itu adalah benda suci yang mewakili dewa dan hanya digunakan dalam ritual.
Baca juga: Spesies Burung Hantu Baru Ditemukan di Afrika, Punya Suara Unik
Hasil kesimpulan ini didapat berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti dari Spanish National Reserach Council.
Mereka memeriksa 100 dari 4000 batu burung hantu, yang telah dikumpulkan selama bertahun-tahun di situs makam dan lubang yang tersebar di seluruh semenanjung.
Semua ukiran yang berasal dari Zaman Tembaga (3500SM hingga 2750SM) ini kemudian dinilai berdasarkan beberapa banyak fitur burung hantu, termasuk dua lingkaran mata depan burung hantu yang besar, paruh, sayap, bulu, dan karakteristik nyata lainnya dari burung pemangsa.
Setiap bagian juga berisi dua lubang kecil di bagian atas yang menurut peneliti dapat digunakan untuk menyematkan bulu burung yang sebenarnya.
"Kesan pertama saat melihat ukiran adalah itu mudah dibuat. Pemahat tak menginvestasikan banyak waktu untuk membuatnya dan bisa selesai dalam beberapa jam," kata Juan J. Negro, penulis utama studi dan ahli biologi di Departemen Ekologi Evolusioner CSIC.
Kesamaan lain di antara ukiran adalah dibuat menggunakan batu tulis yang lunak dan sebagian besar terdiri dari kuarsa, ilit, dan klorit.
Dengan bahan itu, berarti dapat dengan mudah diukir menggunakan alat runcing yang terbuat dari batu api, kuarsa, atau tembaga.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.