Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fosil Otak Tertua Ditemukan, Berusia 525 Juta Tahun

Kompas.com - 05/12/2022, 17:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fosil cacing berusia 525 juta tahun yang digali di China memberikan kejutan bagi para peneliti. Pasalnya, cacing itu diketahui memiliki otak yang disebut merupakan tertua yang pernah ditemukan.

Bentuk otak itu juga bisa membantu memberikan petunjuk mengenai evolusi arthropoda.

Pasalnya, otak kelompok yang mencakup serangga, arakhnida, dan krustasea ini telah membingungkan para peneliti selama lebih dari satu abad.

Mengutip Live Science, Senin (5/12/2022) cacing purba yang dikenal sebagai Cardiodictyon catenulum, ditemukan pada tahun 1984 bersama dengan banyak fosil lainnya di sebuah situs di provinsi Yunnan, China.

Baca juga: Cumi-cumi dan Gurita Miliki Otak yang Kompleks, Ini Penjelasannya

Makhluk seperti cacing itu milik filum Lobopodia - sekelompok nenek moyang artropoda yang telah punah di dasar laut dengan cangkang lapis baja dan kaki gemuk yang melimpah selama periode Kambrium (541 juta hingga 485,4 juta tahun lalu).

Lalu dalam sebuah studi baru, tim peneliti menganalisis ulang spesimen fosil dan menemukan bahwa mahluk tersebut menyembunyikan rahasia yang mencengangkan, yakni sistem saraf yang terawetkan dan otak.

"Sepengetahuan kami, ini adalah fosil otak tertua yang kami ketahui, sejauh ini," kata pemimpin penulis studi Nicholas Strausfeld ahli saraf di The University of Arizona di Tucson, dalam sebuah pernyataan.

Butuh waktu hampir 40 tahun bagi para ilmuwan untuk menemukan otak C. catenulum, karena para peneliti sebelumnya percaya, bahwa jaringan lunak pada hewan tersebut telah hilang seiring waktu.

Tetapi penelitian terbaru, telah mengubah prasangka ini.

Sebelumnya peneliti juga telah menemukan fosil otak primitif pada kerabat cacing penis berusia 500 juta tahun, monster laut berumur 520 juta tahun lalu, dan lusinan mahluk laut bermata tiga yang berumur sekitar 506 juta tahun yang lalu.

Baca juga: Sangat Langka, Ahli Temukan Fosil Otak Berusia 310 Juta Tahun

Evolusi arthropoda

Meski mengejutkan menemukan otak purba, peneliti lebih terkejut dengan bentuk dan struktur tengkorak mahluk itu.

Kepala dan otak sama-sama tak tersegmentasi, artinya tak terbagi menjadi beberapa bagian. Tapi sisi tubuh fosil itu terbagi menjadi beberapa segmen.

"Anatomi ini benar-benar tak terduga," kata Strausfeld.

Selama lebih dari satu abad, para peneliti berpikir bahwa otak dan kepala artropoda yang telah lama punah tersegmentasi seperti artropoda modern.

Kebanyakan fosil nenek moyang arthropoda kuno lainnya juga menampilkan kepala dan otak yang tersegmentasi, tambahnya

Yang lebih mengejutkan lagi, C. catenulum memiliki gumpalan saraf kecil, yang dikenal sebagai ganglia, mengalir melalui tubuhnya yang tersegmentasi.

Baca juga: Paus Tak Alami Kerusakan Otak saat Berenang, Ini Rahasianya

Sebagai hasil dari penemuan ini, para peneliti percaya bahwa otak dan kepala tersegmentasi yang terlihat pada arthropoda modern mungkin telah berevolusi secara terpisah dari sistem saraf lainnya, yang kemungkinan besar tersegmentasi terlebih dahulu.

Namun, peneliti mencatat bahwa otak fosil C. catenulum masih memiliki beberapa karakteristik serupa dengan otak arthropoda modern, yang menunjukkan bahwa bentuk dasar otak tidak berubah terlalu drastis dalam setengah miliar tahun terakhir.

Para peneliti selanjutnya ingin membandingkan otak yang memfosil dengan otak kelompok hewan lain, untuk mencoba mengungkap lebih banyak tentang bagaimana otak yang berbeda telah terdiversifikasi dari waktu ke waktu.

Studi dipublikasikan 24 November di jurnal Arthropod Evolution.

Baca juga: Apakah Dejavu Tanda Penyakit Otak?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com