Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cumi-cumi dan Gurita Miliki Otak yang Kompleks, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 12/11/2022, 11:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com- Cephalopoda yang termasuk gurita, cumi-cumi, dan sotong mampu melakukan beberapa perilaku yang benar-benar fantastis. Menurut studi, cumi-cumi dan gurita ternyata memiliki otak yang kompleks. 

Mereka dapat dengan cepat memproses informasi untuk mengubah bentuk, warna, dan bahkan tekstur, serta menyatu dengan lingkungan mereka.

Cephalopoda seperti gurita dan cumi-cumi juga dapat berkomunikasi, menunjukkan tanda-tanda pembelajaran spasial, dan menggunakan alat untuk memecahkan masalah. Mereka sangat pintar, mereka bahkan bisa bosan.

Selain itu, bukan rahasia lagi bahwa cephalopoda itu memiliki otak paling kompleks dari semua invertebrata di planet.

Akan tetapi yang masih misterius adalah bagaimana hewan-hewan tersebut mengembangkannya.

Para ilmuwan pun telah lama bertanya-tanya bagaimana cumi-cumi dan gurita bisa mendapatkan otak yang besar dan kompleks ini. 

Baca juga: Bangkai Cumi-cumi Raksasa Terdampar di Pantai Selandia Baru, Seperti Apa?

Kini sebuah laboratorium di Universitas Harvard yang mempelajari sistem visual makhluk bertubuh lunak ini percaya bahwa telah menemukan jawaban bagaimana otak cephalopoda seperti cumi-cumi dan gurita, berkembang sedemikian rupa. 

Dilansir dari Phys, Jumat (11/11/2022) para peneliti dari FAS Center for Systems Biology menggunakan teknik pencitraan untuk melihat neuron yang dibuat dalam embrio cephalopoda hampir secara real-time.

Peneliti kemudian dapat melacak sel-sel itu melalui perkembangan saraf di retina. Apa yang dilihat mengejutkan.

Sel induk saraf yang tim peneliti lacak rupanya berperilaku dengan cara yang sangat mirip dengan cara sel berperilaku pada vertebrata selama pengembangan sistem saraf mereka.

Ini menunjukkan bahwa vertebrata dan cephalopoda, seperti cumi-cumi dan gurita, meskipun berevolusi secara independen satu sama lain pada 500 juta tahun yang lalu, menggunakan mekanisme serupa untuk membuat otak mereka besar.

Dalam studi otak cephalopoda ini peneliti fokus melakukan penelitian pada cumi-cumi Doryteuthis pealeii, sejenis cumi-cumi sirip panjang. Cumi-cumi ini banyak ditemui di barat laut Samudra Atlantik.

Baca juga: Bangkai Cumi-cumi Raksasa Punya Mata Sebesar Piring Terdampar di Afrika Selatan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com