Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/09/2022, 11:03 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Dejavu adalah perasaan pernah mengalami situasi yang benar-benar identik di masa lalu, yang tidak jelas kapan.

Saat sensasi dejavu muncul, perasaan bahwa Anda pernah melakukan hal yang sama persis sebelumnya — berada di tempat yang sama, terlibat dalam percakapan yang sama – akan menguasai Anda.

Pada saat yang sama, Anda jelas menyadari bahwa ini tidak nyata, karena Anda yakin belum pernah berada di tempat ini atau bertemu orang-orang ini, kapan pun di masa lalu Anda.

Baca juga: Apa Itu Dejavu dan Siapa Saja yang Mengalaminya?

Apakah dejavu tanda penyakit berbahaya?

Enam puluh hingga 70 persen orang sehat pernah mengalami dejavu. Paling sering terjadi antara usia 15 hingga 25 tahun, dan menurun secara progresif seiring bertambahnya usia.

Orang-orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi, sering bepergian, adn yang sering mengingat mimpi mereka biasanya lebih rentan mengalami dejavu.

Orang-orang yang mengalami kelelahan atau stres juga cenderung lebih sering mengalami dejavu. Mungkin ini berkaitan dengan memori otak.

Selain itu, dejavu lebih sering terjadi pada malam hari dan akhir pekan.

Memori otak dan kaitannya dengan dejavu

Dr Roderick C. Spears, seorang dokter di Penn Neurology Valley Forge menjelaskan, bahwa memori disimpan di bagian otak yang disebut lobus temporal.

Ingatan, peristiwa, dan fakta jangka panjang semuanya dikumpulkan ke area otak itu. Bagian tertentu dari lobus temporal juga berperan dalam mengenali sesuatu yang familiar.

Dan meskipun belum sepenuhnya terbukti bahwa dejavu terhubung ke lobus temporal, karena kurangnya data dari penelitian — ada beberapa petunjuk yang mengarahkan para ilmuwan untuk membuat hubungan ini.

Dejavu.Pixabay/Marlonfn Dejavu.

Dejavu bisa jadi tanda masalah kesehatan

Dr Spears mengungkap, meski jarang terjadi, dejavu bisa merupakan tanda kejang, khususnya pada serangan epilepsi.

Sekitar 60 persen orang dengan epilepsi mengalami sesuatu yang disebut kejang fokal, yang hanya terjadi di satu bagian otak. Ini bisa berada di bagian otak yang sama di mana memori disimpan, yaitu lobus temporal.

Namun, kejang fokal ini sulit dikenali sebagai kejang, karena terjadi dalam waktu singkat dan pasien tetap sadar sepanjang waktu. Seseorang yang mengalami kejang fokal, umumnya terlihat seperti sedang menatap atau melamun.

Baca juga: Dejavu, Ketahui 3 Kemungkinan Penyebabnya

Adanya masalah neurologis

Dr Patrick Chauvel, ahli saraf di Pusat Epilepsi Klinik Cleveland mengatakan, dejavu bisa menjadi masalah neurologis, ketika:

- Sering terjadi (beberapa kali dalam sebulan atau lebih sering dibandingkan beberapa kali dalam setahun)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com