Dilansir dari Medical News Today, sebanyak 28,61 persen wanita mengalami pre-menstruation syndrome dan dapat mengganggu kegiatannya pada setiap siklus haid.
Sementara 34,84 persen wanita mengakui bahwa PMS mengganggu kegiatan hariannya pada beberapa siklus saja.
Setiap wanita mungkin mengalami gejala PMS yang berbeda-beda. Menurut dr. Sheryl Ross, seorang spesialis ginekologi di Providence Saint John’s Health Center di California, terdapat beberapa gejala khas yang banyak ditemukan pada wanita saat PMS.
Secara fisik, gejala yang mungkin dirasakan antara lain, payudara terasa kencang, berat badan naik, ingin makan terus, timbul jerawat, kulit wajah lebih berminyak, perut kembung, mudah lelah, sakit kepala, dan bahkan sudah merasakan kram perut.
Baca juga: Tak Hanya Olahraga, Ini Cara Mengurangi Sakit Menstruasi
Sedangkan secara psikologis, wanita biasanya lebih emosional, mudah marah, depresi, mudah menangis, dan mudah berubah-ubah suasana hati (mood swing).
Uniknya, sebanyak 85,28 persen wanita mengatakan bahwa gejala PMS yang paling sering dialami adalah ingin makan atau “ngidam”. Gejala terbanyak kedua adalah mood swing dan kecemasan hingga 65 persen.
Sindrom prahaid merupakan hal yang umum dialami oleh wanita dan berkaitan dengan perubahan hormon akibat siklus haid.
Wanita harus mendengarkan tubuhnya sendiri ketika fase ini datang, namun jangan sampai jadi membuat wanita memandang negatif pada siklus menstruasi sebagai sesuatu yang mengganggu dan memberatkan.
Baca juga: Kenali Ini 4 Gangguan Menstruasi dan Pengaruhnya pada Kesuburan Wanita
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.