Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Menstruasi PMS Sering Dikaitkan dengan Mood Swing Wanita, Kondisi Apa Itu?

Kompas.com - 24/09/2022, 11:02 WIB
Nadia Faradiba,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jelang masa menstruasi, umumnya banyak wanita yang merasa uring-uringan, badan tidak enak, atau ingin makan pedas, dan mereka sering beralasan sedang PMS atau pre-menstruation syndrome. Namun, sebenarnya kondisi apa itu PMS?

PMS juga sering dikaitkan dengan mood swing atau perubahan suasana hati pada wanita menjelang masa menstruasi.

Lantas, bagaimana penjelasan ilmiah tentang PMS?

Sejarah istilah PMS

Secara ilmiah dijelaskan bahwa PMS adalah sindrom prahaid dan merupakan kumpulan gejala yang banyak dirasakan wanita dalam siklus haidnya.

Pada tahun 1931, seorang dokter spesialis ginekologi, bernama Robert T. Frank, menyebut kumpulan gejala ini sebagai pre-menstrual tension atau yang disingkat PMT.

Baca juga: Badan Obat Eropa Sebut Tidak Ada Hubungan antara Gangguan Menstruasi dan Vaksin Covid-19

Ia mendeskripsikan PMT jelang menstruasi, sebagai beberapa gejala fisik yang meliputi asma, detak jantung tidak beraturan, dan retensi air di dalam tubuh. Bahkan, ia juga meyakini perilaku histeris sebelum menstruasi disebabkan oleh PMT.

Dalam dunia medis modern, istilah PMT tidak lagi digunakan karena gejalanya ternyata lebih luas dari sekadar gejala fisik. Istilah tersbeut kemudian diganti dengan PMS, yang kita kenal hingga saat ini.

Istilah PMS ini mendefinisikan kumpulan gejala, baik secara fisik maupun psikologis.

Penyebab PMS

Para ahli meyakini kumpulan gejala PMS ini disebabkan karena penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron secara drastis setelah ovulasi. Kadar hormon yang rendah terus bertahan hingga hari menstruasi.

Umumnya, hormon-hormon ini turun pada waktu satu sampai dua minggu sebelum haid. Namun, hingga saat ini penjelasan langsung keduanya belum diketahui.

PMS adalah gejala yang benar dialami wanita setiap memasuki siklus haid atau jelang menstruasi.

Baca juga: Menstruasi Dianggap Tabu, Ini Tantangan Lain MKM pada Perempuan

Gangguan menstruasi atau siklus haid bisa mengancam para wanita, apa saja penyebabnya? Gangguan menstruasi atau siklus haid bisa mengancam para wanita, apa saja penyebabnya?

Dilansir dari Medical News Today, sebanyak 28,61 persen wanita mengalami pre-menstruation syndrome dan dapat mengganggu kegiatannya pada setiap siklus haid.

Sementara 34,84 persen wanita mengakui bahwa PMS mengganggu kegiatan hariannya pada beberapa siklus saja.

Gejala PMS

Setiap wanita mungkin mengalami gejala PMS yang berbeda-beda. Menurut dr. Sheryl Ross, seorang spesialis ginekologi di Providence Saint John’s Health Center di California, terdapat beberapa gejala khas yang banyak ditemukan pada wanita saat PMS.

Secara fisik, gejala yang mungkin dirasakan antara lain, payudara terasa kencang, berat badan naik, ingin makan terus, timbul jerawat, kulit wajah lebih berminyak, perut kembung, mudah lelah, sakit kepala, dan bahkan sudah merasakan kram perut.

Baca juga: Tak Hanya Olahraga, Ini Cara Mengurangi Sakit Menstruasi

Sedangkan secara psikologis, wanita biasanya lebih emosional, mudah marah, depresi, mudah menangis, dan mudah berubah-ubah suasana hati (mood swing).

Uniknya, sebanyak 85,28 persen wanita mengatakan bahwa gejala PMS yang paling sering dialami adalah ingin makan atau “ngidam”. Gejala terbanyak kedua adalah mood swing dan kecemasan hingga 65 persen.

Sindrom prahaid merupakan hal yang umum dialami oleh wanita dan berkaitan dengan perubahan hormon akibat siklus haid.

Wanita harus mendengarkan tubuhnya sendiri ketika fase ini datang, namun jangan sampai jadi membuat wanita memandang negatif pada siklus menstruasi sebagai sesuatu yang mengganggu dan memberatkan.

Baca juga: Kenali Ini 4 Gangguan Menstruasi dan Pengaruhnya pada Kesuburan Wanita

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com