Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mencegah Stunting yang Membahayakan Tumbuh Kembang Anak

Kompas.com - 23/09/2022, 17:03 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai pada 1.000 hari pertama kehidupan anak.

Menurut WHO, seorang anak didefinisikan stunting, jika tinggi badan menurut usianya lebih dari dua standar deviasi di bawah median Standar Pertumbuhan Anak WHO.

Namun dalam pemberitaan Kompas.com edisi Rabu (29/6/2022), Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) menekankan, bahwa tidak semua anak pendek berarti stunting.

Baca juga: Apa Itu Stunting, Ciri Stunting, dan Dampaknya pada Pertumbuhan Anak

"Masyarakat perlu tahu tidak semua yang pendek itu stunting, tapi semua stunting itu pendek," ujar Hasto kepada Kompas.com.

Kondisi ini penting untuk segera diatasi, karena bukan hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tapi juga tumbuh kembang keseluruhan di masa depan.

Beberapa dampak dari stunting adalah kemampuan kognitif yang rendah, pendidikan yang buruk, minim produktivitas, hingga peningkatan risiko penyakit kronis terkait gizi di masa dewasa.

Mencegah stunting

Menurut para ahli, pada dasarnya tidak ada solusi sederhana untuk mencegah stunting.

Namun, 1.000 hari pertama — rentang waktu antara kehamilan ibu hingga ulang tahun kedua sang anak, adalah peluang kunci untuk memastikan tumbuh kembang anak yang sehat.

Bahkan seperti yang telah diberitakan Kompas.com sebelumnya (12/8/2022), Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin telah menyebutkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan fokus melakukan tiga upaya mencegah stunting pada anak di Indonesia, yang dimulai dari sebelum masa kehamilan.

Baca juga: Stunting pada Anak, Ketahui Dampak, Ciri, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Berikut tiga upaya mencegah stunting di Indonesia yang dilakukan Kemenkes:

1. Pemberian tablet tambah darah

Menkes Budi menjelaskan upaya pertama mencegah stunting adalah pemberian tablet tambah darah atau TTD bagi para remaja putri.

Hal ini penting untuk memastikan para perempuan tidak kekurangan zat besi sejak sebelum masa kehamilan.

Kegiatan ini telah dimulai dengan menggalakkan Aksi Bergizi di Sekolah menggunakan tiga paket intervensi, yakni pemberian TTD mingguan bagi remaja putri, aktivitas fisik, serta konsumsi makanan bergizi seimbang.

Baca juga: Apa Penyebab Stunting?

2. Pemeriksaan kehamilan hingga makanan tambahan

Upaya mencegah stunting yang kedua adalah pemberian TTD, pemeriksaan kehamilan, dan pemberian makanan tambahan pada ibu hamil.

Untuk mendukung program ini, Kemenkes telah memberikan USG ke seluruh puskesmas dan mewajibkan ibu hamil dating minimal 6 kali selama 9 bulan kehamilan, untuk memantau perkembangan janinnya.

3. Pemberian makanan tambahan pada balita

Upaya mencegah stunting yang ketiga ialah pemberian makanan tambahan berupa protein hewani pada anak usia 6 sampai 24 bulan.

Dikatakan Menkes, protein hewani tidak perlu yang harganya mahal. Sebab, ada banyak sumber protein hewani yang harganya terjangkau dan bisa didapatkan oleh para orangtua, seperti telur, ikan, atau ayam.

Baca juga: Anak Stunting, Apakah Pertumbuhannya Bisa Diperbaiki?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com