KOMPAS.com - Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat infeksi berulang, dan kurangnya stimulasi psikososial pada 1.000 hari pertama umur anak.
Hal ini berbahaya karena bisa menimbulkan gangguan fungsi tubuh yang permanen hingga anak dewasa.
Ada banyak hal tentang stunting pada anak yang perlu orangtua ketahui, mulai dari dampak, ciri, penyebab hingga cara mencegahnya.
Baca juga: Jika Tak Ditangani Secara Tepat, Bayi Prematur Berisiko Alami Stunting
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak, karena malnutrisi kronis atau infeksi kronis, serta stimulasi psikososial yang tidak memadai.
Kondisi gangguan-gangguan tersebut, akhirnya memberikan dampak bagi anak, baik dalam aspek kesehatan maupun aspke psikologisnya.
Beberapa dampak stunting pada anak yakni sebagai berikut.
Pertama, dari aspek kesehatan anak stunting. Anak stunting bisa mengalami gangguan gizi, yang bisa berpengaruh terhadap perkembangan otak, fisik dan organ-organ metaboliknya, yang dapat berkembang tidak optimal.
Dampak jangka panjang pada aspek kesehatan anak stunting ini yaitu perkembangan otaknya tidak optimal, yang bisa memengaruhi kemampuan kognitif anak dan pertumbuhan badannya yang cenderung pendek.
Anak dengan stunting juga berisiko mengalami hipertensi, obesitas, sakit jantung dan lain sebagainya.
Kedua, dampak psikologis anak stunting. Dampaknya berupa masalah emosi, kemampuan anak dalam bersoasialisasi, masalah motorik anak, dan lain sebagainya.
Berdasarkan studi UNICEF Indonesia tahun 2012, anak yang stunting prestasi pendidikannya cenderung buruk dibandingkan anak yang tidak stunting.
Akibatnya, banyak anak stunting yang putus sekolah karena kemampuan berpikirnya yang kurang.
Di usia 40 tahun, mereka yang mengalami stunting pun berisiko terkena penyakit metabolik disorder seperti kencing manis, dan penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.
Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Ahli Muda pada Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak, Muslicha, S.Sos, M.Si mengatakan, salah satu ciri anak stunting adalah pendek.
“Tapi selain pendek, mereka juga perkembangan kognitifnya kurang,” kata Muslicha dalam peluncuran iklan layanan masyarakat “Cegah Stunting itu Penting” pada Selasa (27/7/2022).
Pada umumnya, stunting sering kali dikenal untuk menyebutkan anak yang pendek.
Meskipun, para ahli selalu menegaskan bahwa pendek memang menjadi salah satu indikasi anak mengalami stunting, bukan berarti semua anak pendek itu mengalami stunting.
Lantaran mengalami kekurangan gizi menahun, bayi dengan stunting akan tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita seumurnya.
Kendati tubuh pendek memang menjadi salah satu gejala stunting, tetapi ada beberapa ciri yang menunjukkan anak stunting.
Berikut tiga syarat seorang anak bisa dikatakan mengalami stunting:
- Anak bertubuh pendek (dibandingkan standar anak seusianya)
- Kecerdasan dan kemampuan berpikirnya cenderung rendah, di bawah rata-rata anak sebayanya
- Anak dengan stunting lebih mudah sakit.
Baca juga: 3 Penyebab Stunting Menurut WHO
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.