Profesor Samuel Turvey, penulis utama studi tersebut dari Institute of Zoology ZSL mengatakan pemahaman baru tentang keanekaragaman spesies diharapkan dapat mendukung konservasi salamander.
Salamander raksasa China terancam punah, namun populasi hewan amfibi ini pernah tersebar luas di seluruh China bagian tengah, selatan dan timur.
Lima spesimen disita oleh Pasukan Perbatasan setelah upaya untuk mengimpornya secara ilegal ke Inggris pada September 2016.
Salah satunya bernama Profesor Lew, ditempatkan kembali di Kebun Binatang ZSL London.
Seperti dilansir dari Encyclopedia Britannica, Minggu (15/5/2022) salamander adalah hewan pemakan serangga, cacing, siput, dan hewan lainnya bahkan anggota spesies mereka sendiri.
Baca juga: Aneh, Ilmuwan Temukan Salamander Liar yang Tak Bergerak Selama 7 Tahun
Layaknya amfibi, mereka menyerap air melalui kulit. Maka, salamander membutuhkan habitat yang lembab.
Uniknya, ketika berada di daerah dengan suhu di bawah titik beku, salamander cenderung lebih sering berhibernasi.
Kebanyakan salamander dewasa bersembunyi di siang hari, dan akan makan di malam hari.
Beberapa spesies salamander tetap tersembunyi di bawah tanah sampai musim kawin, atau mungkin muncul hanya ketika tingkat kelembapan maupun suhu sesuai.
Banyak spesies salamander, terutama famili Plethodontidae sangat terestrial atau hidup di tanah dan menghindari kolam maupun sungai.
Baca juga: Mengenal Salamander, Amfibi yang Mirip Katak dan Kadal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.