Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salamander Raksasa China, Disebut Amfibi Terbesar di Dunia

Kompas.com - 23/08/2022, 08:31 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Spesies salamander raksasa sempat menggemparkan dunia. Pasalnya, spesies salamander raksasa asal China itu bisa memiliki ukuran panjang hingga 1,8 meter di alam liar.

Salamander yang bernama latin Andrias davidianus, dianggap sebagai amfibi terbesar di dunia setelah para peneliti mengidentifikasi varietas baru menggunakan DNA dari spesimen di museum.

Sebelumnya, dilansir dari BBC Science Focus, Selasa (17/9/2019) salamander raksasa ini dianggap sebagai satu spesies.

Akan tetapi, analisa spesimen mati dan masih hidup di Zoological Society of London (ZSL) dan Natural History Museum menunjukkan terdapat tiga spesies di sejumlah daerah di China.

Tiga varietas itu di antaranya Andrias davidianus, Andrias sligoi dan Andrias japonicus.

Baca juga: Salamander Ini Mampu Hidup Tanpa Paru-paru, Kok Bisa?

Dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal Ecology and Evolution, para peneliti menemukan salamander raksasa China Selatan (Andrias sligoi) sebagai spesies yang terbesar dari 8.000 atau lebih spesies hewan amfibi yang hidup saat ini.

Penetapan bahwa salamander raksasa China Selatan sebagai spesies tersendiri, pertama kali diusulkan pada tahun 1920-an.

Namun tidak ditindaklanjuti, lantaran binatang tidak biasa ini dipelihara di Kebun Binatang London.

Tim kemudian menggunakan binatang sama, yang sekarang diawetkan sebagai sebuah spesimen di Natural History Museum untuk mengetahui sifat-sifat khas spesies.

Salamander raksasa China terancam punah 

Sayangnya, penangkapan hewan untuk disantap sebagai sajian hewan eksotis membuat sejumlah spesies berkurang jumlahnya di China. Oleh karenanya, spesies salamander raksasa China ini telah diklasifikasikan sebagai hewan terancam punah.

Baca juga: Mengenal Axolotl, Salamander Unik yang Tidak Pernah Tua

Salamander raksasa china, salamander terbesar yang terancam punah, karena banyak diburu untuk disantap sebagai makanan.Ben Tapley/ZSL/PA VIA SCIENCE FOCUS Salamander raksasa china, salamander terbesar yang terancam punah, karena banyak diburu untuk disantap sebagai makanan.

 

Profesor Samuel Turvey, penulis utama studi tersebut dari Institute of Zoology ZSL mengatakan pemahaman baru tentang keanekaragaman spesies diharapkan dapat mendukung konservasi salamander.

Salamander raksasa China terancam punah, namun populasi hewan amfibi ini pernah tersebar luas di seluruh China bagian tengah, selatan dan timur.

Lima spesimen disita oleh Pasukan Perbatasan setelah upaya untuk mengimpornya secara ilegal ke Inggris pada September 2016.

Salah satunya bernama Profesor Lew, ditempatkan kembali di Kebun Binatang ZSL London.

Jenis makanan salamander

Seperti dilansir dari Encyclopedia Britannica, Minggu (15/5/2022) salamander adalah hewan pemakan serangga, cacing, siput, dan hewan lainnya bahkan anggota spesies mereka sendiri.

Baca juga: Aneh, Ilmuwan Temukan Salamander Liar yang Tak Bergerak Selama 7 Tahun

Layaknya amfibi, mereka menyerap air melalui kulit. Maka, salamander membutuhkan habitat yang lembab.

Uniknya, ketika berada di daerah dengan suhu di bawah titik beku, salamander cenderung lebih sering berhibernasi.

Kebanyakan salamander dewasa bersembunyi di siang hari, dan akan makan di malam hari.

Beberapa spesies salamander tetap tersembunyi di bawah tanah sampai musim kawin, atau mungkin muncul hanya ketika tingkat kelembapan maupun suhu sesuai.

Banyak spesies salamander, terutama famili Plethodontidae sangat terestrial atau hidup di tanah dan menghindari kolam maupun sungai.

Baca juga: Mengenal Salamander, Amfibi yang Mirip Katak dan Kadal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com