Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu Ahli Deteksi Potensi Penyakit di Masa Depan, Menkes Budi Luncurkan BGSi

Kompas.com - 15/08/2022, 20:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Dalam implementasinya, BGSi dilaksanakan di tujuh rumah sakit vertikal, antara lain RSUPN Cipto Mangunkusumo, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Mahar Mardjono, Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianto Saroso, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Rumah Sakit Kanker Dharmais, RSUP Sardjito, hingga Rumah Sakit Prof I.G.N.G. Ngoerah.

Kemenkes menyebut, sejauh ini baru ada 12 mesin Whole Genome Sequencing yang tersedia di Indonesia.

Maka, untuk mendukung berjalannya BGSi pihaknya menambah 48 mesin yang akan disebar di berbagai rumah sakit rujukan nasional yang terlibat dalam BGSi, dan dilengkapi dengan mesin-mesin sequencing high throughput guna memproses ratusan sampel genom manusia per pekan.

Baca juga: Genom Bantu Ilmuwan Ungkap Mutasi Penyakit, Ini Fungsinya dalam Penanganan Pandemi

Adapun Kemenkes menargetkan 10 ribu genome sequences manusia yang terkumpul dan diteliti, guna pemetaan varian data genome dari populasi penduduk Indonesia yang memiliki penyakit prioritas yang telah ditentukan sebelumnya, dalam dua tahun ke depan.

“Mudah-mudahan melalui inisiatif yang futuristik ini akan mempercepat indeks pembangunan manusia kita,” terang Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendi dalam kesempatan yang sama.

Kemenkes menyampaikan, pengembangan BGSi juga tidak lepas dari peran dan dukungan para donatur, seperti The Global Fund, Panin Bank, Biofarma, dan East Ventures, serta melibatkan kolaborator yang terdiri dari Illumina, BGI, Oxford Nanopore Technologies, dan Yayasan Satria Budi Dharma Setia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan yang turut hadir dalam peluncuran BGSi turut mendorong agar inisiatif baik ini, terus ditingkatkan dan diperluas melalui kerja sama dengan investor teknologi dari negara lain.

“Ini merupakan hasil kunjungan kita ke Tiongkok 7 bulan lalu, hasil kerja sama dengan Beijing Genomic Institute, dan hari ini sudah mulai kita implementasikan di Indonesia," kata Luhut.

"Kerja sama itupun kita kembangkan dengan negara lain seperti Abu Dhabi dengan G42 maupun Amerika Serikat dengan US Davis University,” imbuhnya.

Baca juga: Sekuensing Genom Corona SARS-CoV-2, Ini Manfaatnya bagi Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com