Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Jokowi: Perubahan Iklim Semakin Kritis dan Penting Diatasi Segera

Kompas.com - 11/08/2022, 18:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Jika kelompok petani ini terancam akibat perubahan iklim, maka diprediksikan akan ada sekitar 13 juta orang kelaparan akibat terhambatnya rantai pasok dunia.

"Ini persoalan yang sangat serius, perlu penaganan yang komprehensif, perlu antisipasi sedini mungkin, secepat-cepatnya dan sebaik-baiknya," kata Jokowi.

Adapun tindak lanjut tersebut perlu dilaksanakan dengan melibatkan multi sektor dan pihak terkait, untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim terhadap ketahanan dan kedaulatan pangan.

"Kita perlu memiliki kebijakan dan sistem yang teruji dan tangguh untuk menjamin ketahanan pangan secara merata dan berkesinambungan tentang sistem peringatan dini ketika bencana terjadi," jelasnya.

Baca juga: Apa Dampak Perubahan Iklim terhadap Kesehatan?

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, perubahan Iklim telah berada pada batas kondisi kritis yang akan menjadi tantangan besar bagi Indonesia.

Berbagai kejadian ekstrem dan bencana hidrometeorologi mengakibatkan aktivitas pertanian dan perikanan semakin rentan terganggu, gagal, dan bahkan mengancam produktivitas hasil panen dan tangkap ikan, serta mengancam keselamatan para petani dan nelayan.

Situasi ini dikhawatirkan mengancam ketahanan pangan dan dapat mengganggu kedaulatan pangan.

Untuk menghadapi hal tersebut, lanjut Dwikorita, sejumlah jurus diterapkan BMKG sebagai berikut.

Pertama, dengan penyiapan sumber daya manusia yang unggul, melalui berbagai program tugas belajar ke jenjang S3, juga training/pelatihan, magang atau internship.

Kedua, penggunaan teknologi yang canggih dengan memanfaatkan satelit cuaca resolusi tinggi, radar cuaca, berbagai peralatan observasi terkini, yang dilengkapi dengan big data dan artificial intelegent (AI) dalam melakukan analitik, pemodelan, prakiraan, prediksi dan proyeksi.

"Terakhir menyiapkan fasilitas media komunikasi multiplatform terkini," ujarnya.

Dwikorita menuturkan pula, untuk menyebarluaskan informasi cuaca, iklim, gempa bumi dan tsunami agar mudah dipahami dan diterapkan, BMKG terus menggalakkan edukasi dan literasi untuk masyarakat dan pengguna informasi tersebut.

Baca juga: Studi Sebut Perubahan Iklim Bikin Hutan Jadi Lebih Rapuh

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com